Bencana alam bisa terjadi dimanapun, kapanpun dan siapapun tidak bisa mengendalikannya, ilmu pengendalian gempa sudah banyak di sampaikan di dunia kampus termasuk saat ada kegiatan mitigasi dan simulasi oleh para pakar ilmu tentang bencana alam salah satunya adalah mitigasi bencana. Sebuah upaya manusia dalam rangka mengelola bencana dengan baik.
Indonesia itu masuk dalam negeri yang mendapatkan banyak bencana, karena posisi geografis yang terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia: Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik, Indonesia memang tidak banyak bisa mengelak hanya dengan cara berusaha hidup harmoni, selalu berdoa dan bersiasat memperkecil bencana.
Walaupun potensi alamnya sangatlah sempurna dibandingkan dengan negeri lainnya di dunia, alam yang diberikan sepenuhnya untuk kesejahteraan umat harus di kelola dengan baik, jangan sampai sifat rakus, merusak alam tanpa ada upaya perbaikan atau mengembalikan struktur alam yang baik, contohnya suka memanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan, namun malas untuk menanam pohon, ini artinya tidak seimbang.
Di langsir dari portal bbc Indonesia disebutkan bahwa Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR).
Tingginya posisi Indonesia ini dihitung dari jumlah manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi dan peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, dan gunung berapi.
Setiap Kab/Kota di Indonesia harus menyiapkan organisasi perangkat daerah yang menangani pencegahan dan penanggulangan bencana, terutama tentang mitigasi bencana, kenapa ini dilakukan, sebagai upaya penting dalam rangka menyelamatkan kehidupan umat sekaligus memberikan rasa aman.
Hanya saja keterbatasan dana dan holistik penanganan bencana terkadang tidak berjalan mulus, disaat ada bencana antara teori dengan praktek yang terjadi tidaklah saling memperkuat, namun sebaliknya.
Ada kesenjangan yang terjadi, diantaranya disaat bencana banjir misalnya, fungsi koordinasi terkadang terhambat, saat penggalangan bantuan masih belum tersentraliatik, sehingga sulit rasanya setiap bantuan dari manapun termonitor dengan baik, begitu pula dalam menghitung nilai kerugian masih menggunakan teknik peramalan yang tingkat akurasinya kurang detail.
Belum lagi di saat bencana sudah usai, maka untuk upaya pengembalian kehidupan bermasyarakat dan penggantian dokumen kependudukan juga masih menunai masalah, dan ragam masalah lainnya.
Dikutip dalam wikipedia dalam konteks bencana, dikenal dua macam yaitu (1) bencana alam yang merupakan serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh faktor alam, yaitu berupa gempa, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan tanah longsor, dll.
(2) bencana sosial merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia, seperti konflik social, penyakit masyarakat dan teror. Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana.