Tepat pukul 07.00 WIB para calon mahasiswa baru yang ingin mendaftar di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri hari ini mengerjakan soal ujian tertulis dan komputer, salah satunya yang ada sekarang ini di IAIN Pekalongan. Terlihat begitu nyata, saat fajar menyingsing generasi Gen Z ini mencoba untuk mengikuti rangkaian tes masuk, dengan harapan setelah ujian nanti bisa diterima sebagai mahasiswa di naungan Kementerian Agama RI.
Ada yang memilih jalur tarbiyah dan keguruan ataupun jalur ekonomi bisnis syariah. Generasi gen Z ini ingin ilmunya bertambah dengan melanjutkan jenjang perguruan tinggi. Bagi peserta yang terlambat saat ujian, maka tidak diperkenankan masuk lokasi ujian, ini bagian dari kedisiplinan sebagai wajib belajar dan aturan ini telah di setujui saat mendaftar menjadi peserta ujian.
Kali ini, penulis mendampingi anak ujian masuk di kampus IAIN Pekalongan sambil melihat gedung baru kampus yang terletak di jalan bojong-kajen Kabupaten Pekalongan. Kampus dengan lahan cukup luas, diatas 1500 dari permukaan air laut, menjadikan kampus ini begitu sejuk dan saat melihat ke bawah, tampak hamparan gunung dan sawah dan rumah warga Kabupaten Pekalongan.
Generasi Gen Z ini yang akan menjadi penerus bangsa dan melalui mereka inilah nasib bangsa akan dipinggulnya saat mereka telah menyelesaikan studi ilmunya dan mengamalkannya. Generasi ini lahir di tahun 2000-2002, generasi yang familier dengan dunia gadget berbasis android, bisnispun dengan E-Marketing atau marketing online, komunikasi lebih pada medsos dan bahasa gaulnya pun sudah terlihat dengan kata-kata sesuai zamannya.
Kehidupan konsumtifnya salah satunya adalah qouta internet, makan steak ayam atau sapi, termasuk hobi makan bakso dan berada di resto walaupun dengan dana terbatas asalkan ditemani dengan teman seangkatan, maka dunia seolah miliknya.
Mereka harus di arahkan agar tidak terjerumus ke arah negatif, keinginan yang tinggi dalam belajar menjadi pegangan hidupnya, namun emosional masih labil, hasrat untuk mencintai seseorang mulai nampak, termasuk sedang mulai mengenal cinta dan pasangan hidup. Namunbagi keluarga yang ekonominya pas-pasan,maka generasi gen Z ini, lebih diarahkan untuk bekerja atau menikah, maklum orangtuanya tidak bisa membiayai pendidikan hingga perguruan tinggi, sehingga dirumah akhirnya harus mendampingi orangtuanya, sekalian menunggu ada yang melamarnya atau dicarikan jika belum punya pasangan.
Boleh saja sih secara undang-undang pernikahan karena usia mereka sekarang sudah tidak anak lagi, yakni usia masuk dewasa, namun mereka belum genap 20 tahun, jadi resiko saat melahirkan pun masih terlalu muda, sedangkan jika menikah di waktu masih muda, kemudian terjadi rumah tangga yang tidak harmonis maka mereka itu calon janda yang belum siap untuk berpikir secara mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H