Siapa yang tidak senang jika melihat website di desa selalu dinamis baik informasi datanya, info grafisnya, maupun pemberitaan kegiatan warganya. Tidak semua desa yang mendapatkan fasilitas website desa baik dilatih internet, cara mengedit dan mengupload data ke website lalu besoknya setelah pelatihan websitenya lalu infonya dinamis.
Sekian banyak penulis amati website desa, hampir sebagian infonya tidak update bahkan kecenderungan jika ada lomba atau monitoring sajalah kemudian informasi dirawat dengan data baru, namun setelah itu dibiarkan online saja, namun informasinya stagnan.
Kata penting untuk sebuah website dinamis yakni ada personil atau kontributor ataupun admin/moderator yang ditugaskan untuk merawat website yang dimiliki, dan mereka ini harus dibekali ilmu jurnalistik, ilmu komunikasi dan ilmu komputer.
Keahlian untuk mengolah kata yang mudah terbaca dan tidak terbelit-belit dalam isi konten informasinya menjadikan para pembaca merasakan tidak jenuh disaat membuk website desa tersebut.
Seorang kontributor bisa diambil dari relawan desa baik itu pelajar yang ingin mengabdikan ilmunya, ataupun kelompok pemuda yang ingin membangun desanya dan mereka harus dikasih standarisasi publikasi website yang ada, kaidah ilmu jurnalistik harus dipakai, dan ada ijin publikasi dari kepala desa atau petugas yang di SK kan oleh pihak desa untuk bertanggungjawab terhadap data atau informasi yang dipublikasi.
Seorang kepala desa pun harus menguasai ilmu jurnalistik dan analisis data, kenap demikian agar informasi yang diberikan dan dimasukan di website ini mampu menjDi representatif bagi warganya untuk mengakses informasi desa. Bila seorang kades merasa takut dengan publikasi kegiatannya yang sudah dilaksanakan di desanya ya artinya besar kemungkinan website desa tinggal simbol saja.
Amanat transparansi publik menjadi penting, apalagi di dana desa dibolehkan bila desa mengalokasikan dananya untuk forum data dan melatih operator atau admin website desa, mereka diharapkan menjdi agen perubahan perilaku dan dampaknya dinamisasi website menjadi terukur dan berkesinambungan.
Mengolah kata menjadi bahasa jurnalistik harus melalui pelatihan jurnalistik, desa boleh merekrut para tenaga relawan desanya yang familier memiliki handphone berbasis android, punya jiwa untuk ikhlas mengabdi dan tidak mengharapkan kiprahnya harus dibayar mahal, semakin mereka berkiprah dengan baik, maka dampaknya adalah informasi seputar desa menjadi cepat, tepat dan akurat.
Forum data di desa harus dimaksimalkan dan berkesinambungan, jangan sampai punya data bagus dan membikin banyak orang akhirnya menaruh simpati atas data yang muncul dan timbulny semakin banyak warga mau mengakses pemberitaan kegiatan yang ada, warga jadi cepat paham kiprah desanya selama ini.
Bagi warga yang sedang berada di luar negeri, dipastikan informasi desanya sangat penting, mereka merasakan informasi yang ada sangat dekat dan bila ada kebutuhan dana di level desa maka warganya akan membantunya.
Ambil contoh di salah satu desa di Kabupaten Brebes yakni Desa Cenang Kabupaten Brebes, sengaja pemdes nya membuat tim liputan desa, mereka diberikan tugas untuk meliput semua kegiatan desa dan mereka juga dilibatkan untuk membuat website desanya biar dinamis. Dalam waktu beberapa bulan saja akhirnya mereka bisa menjalankan misinya dengan baik. Silahkan anda klik di websitw Desa Cenang atau cenang desabrebes selamat berselancar sukses untuk anda.