Tanaman Kolang Kaling hidup di daerah pegunungan, diatas permukaan air laut. Penulis pernah lihat di lokasi hutan lindung Petungkriyono, baik di desa kayupuring, desa kasimpar dan sekitarnya banyak tumbuh dengan lebatnya, tanaman ini tumbuh melalui biji yang dimakan oleh burung, kemudian beberapa pohon tumbuh dengan baik, ada juga yang sengaja ditanami oleh warga dipekarangannya untuk kebutuhan sehari-hari atau dipanen saat puasa ramadhan.
Buah kolang kaling jika saat bulan puasa akan mudah di dapat di pasar, anda tinggal mencari pasar yang jualan pagi hari, nanti akan mudah mendapatkan kolang kaling mentah. Silahkan pesan sesuai dengan kebutuhan, jika terlalu banyak maka kolang kaling bisa ditaruh di kulkas, biar dingin, sehingga bisa untuk stok buat kolak dihari berikutnya.
Saat penulis ke gua pamijahan tasikmalaya, tumbuh banyak disekitar daerah itu pohon kolang kaling, pohon ini sengaja dijual warga sepanjang jalan yang dilewati oleh para peziarah, bahkan ada yang olahan manisan kolangkalingnya.
Kalau di sekitar kompleks wisata religi gua pamijahan, memang tumbuh subur tanaman kolangkaling, sehingga setiap hari pun para peziarah bisa membeli kolangkaling untuk oleh-oleh di kampungnya setelah menjalankan kegiata wisata religi.
Kolangkaling menjadi menu pavorit untuk hidangan kolak. Bisa dicampur dengan pisang, campur dengan tape ataupun dicampur dengan buah yang lain yang membikin rasa kolak menjadi gurih, lezat dan bikin ketagihan.
Sobat kompasiana, mengutip wikipedia yang dinamakan dengan Kolang-kaling (buah atap) adalah nama camilan kenyal berbentuk lonjong dan berwarna putih transparan dan mempunyai rasa yang menyegarkan. Kolang kaling yang dalam bahasa Belanda biasa disebut glibbertjes yang secara harafiah berarti "benda-benda licin kecil" ini dibuat dari biji pohon aren (Arenga pinnata) yang berbentuk pipih dan bergetah.
Untuk membuat kolang-kaling, para pengusaha kolang kaling biasanya membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk direbus selama beberapa jam.
Biji yang sudah direbus tersebut kemudian direndam dengan larutan air kapur selama beberapa hari sehingga terfermentasikan.
Ternyata desa penghasil kolangkaling ini menyebar di sejumlah daerah di Nusantara ini, baik dari wilayah sumatera, jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan daerah lain yang memiliki pegunungan. Pohon ini sulit berbuah bila berada di daerah pesisir pantai, wajar jika di daerah pesisir pantai sifatnya sebagai penerima manfaat atau pembeli saja, dia tidak bisa menanam atau melihat tanaman ini tumbuh subur.
Ternyata pohon kolang kaling ini kaya manfaatnya, wajar jika setiap bulan puasa ramadhan sejumlah orang mengolahnya menjadi aneka hidangan yang menggugaj selera, bahkan ada sejumlah daerah yang penghasil kolang kaling ini, buahnya di buat untuk manisan dengan warna warni untuk menarik para pembeli.
Pada buah Kolang-kaling memiliki kadar air sangat tinggi, hingga mencapai 93,8% dalam setiap 100 gram-nya. Kolang kaling juga mengandung 0,69 gram protein, 4 gram karbohidrat, serta kadar abu sekitar satu gram dan serat kasar 0,95 gram.