Jika di hilir muncul sedimentasi kian cepat, itu tandanya hulunya bermasalah, aliran sungai dari atas mengalir ke bawah, membawa material yang cukup banyak seperti lumpur dan kotoran yang lain.
Belum lagi ditambah dengan kotoran sampah dari limbah rumah tangga menjadi salah satu penyebab sedimentasi di sungai baik itu aliran irigasi tersier maupun sekunder.
Puluhan tahun yang lalu, untuk pengerukan sungai bisa dilakukan setiap lima tahun bahkan bisa lebih, karena didaerah hulu yakni daerah pegunungan status pohon sebagai penguat tanah masih menjadi berfungsi baik.
Namun seiring dengan alih fungsi hutan, muncul beberapa wilayah mengalami longsor, saat hujan turun pun air begitu cepat mengalir ke dataran yang lebih rendah, mengalir ke permukaan sungai, bila cukup lebat maka dipastikan membawa tanah liat ke sungai, dampaknya sedimentasi hilir menjadi cepat bertambah.
Sisi proyek mungkin ini menguntungkan, pasalnya semakin cepat sedimentasi aliran sungai, semakin banyak keuntungan yang didapat, bila sungai yang dilewati itu tidak terawat dengan baik.
Maka akan terjadi gerusan tanah berakibat mengikis secara teratur dan terakhirnya terjadi longsor pada tanggul yang ada. Wajar saja jika daerah hilir menjadi tempat akhir berhentinya material.
Sedimentasi dilaut juga dilihat dari muara lautnya, bayangkan saja jutaan ton lumpur saat dikeruk dengan alat berat, puluhan milyar dibuang cuma-cuma dengan tujuan mengangkut material lumpur tersebut, jika dibiarkan kasihan nasib nelayan tidak bisa masuk ke muara, apalagi saat surut dipastikan bermasalah.
Ternyata sedimentasi yang bersumber dari aktifitas manusia di sepanjang sungai adalah sumbangan terbesar dari proses sedimentasi di muara dan pesisir pantai.
Aktifitasnya adalah meliputi pembukaan lahan pertanian, irigasi pertanian, limbah buangan industri, pembabatan vegetasi di pinggir sungai dan lain sebagainya.
Dampaknya dapat diterlihat di sepanjang badan sungai dan muara sungai. Dampak tersebut adalah sebagai berikut kematian organisme laut, penurunan bideversitas, hambatan jalur pelayaran karena pendangkalan, gangguan atau hilangnya habitat, menurunnya stok alami makanan laut (seafood), perubahan distribusi ukuran sedimen, peningkatan kekeruhan dan perubahan kedalaman.
Pendangkalan yang terjadi bahkan akan membentuk tanah timbul atau delta di muara sungai. Kerugian terbesar akibat pendangkalan tersebut adalah menghambat keluar-masuknya perahu-perahu nelayan.