Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Puncak Bogor, Kampung Arab Semakin Menggeliat

Diperbarui: 30 Desember 2017   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.merdeka.com

Bila anda ke kawasan puncak bogor, Jawa Barat tepatnya di sepanjang  KM 84 tepatnya Desa Tugu Utara Kawasan Kecamatan Cisarua  akan ditemui kanan kiri jalan, penuh dengan tulisan arab dipertokoan, seperti pemandangan ketika orang melakukan umroh ke tanah suci. Wajar jika kawasan ini dikenal dengan " kampung arab". 

Orang timur tengah memanfaatkan momen saat liburan mereka ke lokasi ini antara juli-agustus berdatangan silih berganti, mereka berseliweran sepanjang jalan, keluar masuk toko, menukar uang atau menuju agen travel atau salon atau restoran pun ala model saudi arabia. 

Kalau hotel disepanjang kawasan ini penuh bahkan ke kawasan puncak lainnya kecipratan rejeki, pasalnya rental pun laku keras, tarif pun bisa naik karena dianggap musim ketiban rejeki. Jilbab hitam dengan hidung mancung dan anak-anak arab pun dengan logat bahasa arab kian memeriahkan suasana kawasan puncak. Wajar saja jika di taman safari cisarua bogor saja, beberapa pawang gajah mampu berkomunikasi dengan lughot arabia. 

Tahun 1991 kawasan ini mulai banyak pelancong arab, karena informasi dari mulut ke mulut para pelancong timur tengah ini, seiring waktu terus berjalan akhirnya kampung ini menggeliat menjadi kampung arab.  Turis ini melakukan promosi kepada rekan atau saudaranya saat mereka kembali ke kampungnya. 

Dampaknya muncullah pengusaha baru dengan membeli sebagian lahan masyarakat dan langsung dibangun usaha yang menguntungkan, seperti restoran, salon, supermaket, biro travel perjalanan wisata, travel mobil, cafe, maupun hiburan dan villa untuk memberikan layanan prima bagi turis arab ini. 

Kalau di pare kediri jawa timur sekitar kawasan desanya berbahasa inggris baik mulai tukang becak, ojeg motor sampai pedagang kaki lima juga mampu berbahasa arab, di kawasan puncak cisarua pun hampir sama, lughot bahasa arab menjadi percakapan yang dianggap tidak asing lagi. Penduduk sudah mulai berani untuk belajar bahasa arab secara praktis. Walau tidak lulus SD pun banyak yang bisa berbahasa arab karena kebiasaan menemui turis timur tengah. 

Jasa penukaran uang pun ketiban rejeki, dollar atau riyal pun ditukar dengan uang rupiah. Turis timur tengah menganggap uang rupiah lebih murah dibandingkan uang mereka, kontan saja mereka mesti merasakan perbedaan yang luar biasa. Walaupun menurut kacamata turis domestik mahal, bagi turis timur tengah masih murah dan sangat terjangkau. 

Mereka dipastikan nyaman dan aman, bahkan ada yang ingin menetap lebih lama di kampung cisarua kawasan puncak ini. Disamping hawa pegunungan yang dingin, warganya sangat ramah dan sopan. Termasuk upaya perlindungan bagi keamanan turis ini. Wajar saja jika kawasan ini menjadi sorga dunia bagi mereka. 

Konsekuensi sebuah kampung wisata mesti ada positip dan negatifnya. Secara positip kawasan daerahnya meningkat pendapatan asli desanya, penghasilan warganya naik drastis, usaha yang di pasarkan pun ikut laris manis, kesejahteraan masyarakat menjadi bertambah secara tidak langsung daya saing ekonomi desa dan masyarakat mesti lebih baik dibandingkan dengan desa tetangganya yang tidak dilirik oleh para pengembang wisata dan turis ini. 

Dampak negatif adalah stigma kawasan arab menjadi surga penikmat sesaat, wanita panggilan dianggap tersedia, minuman keras juga muncul dengan sendirinya walaupun sembunyi-sembunyi kecuali hotel berbintang lima yang sudah mendapatkan ijin menyimpan dan mengedarkan minuman beralkohol tertentu. 

Keamanan puncak juga mendapatkan kepercayaan lebih, karena ada pergantian turis tiap waktu, bila ada turis yang kesasar maka mereka wajib menunjukkan informasi dengan baik. Penduduk desa yang menikah dengan turis arab pun semakin meningkat, bisa karena jodoh, bisa juga nikah siri. Sepanjang dilakukan pernikahan secara agama dan dicatat pihak KUA maka sah-sah saja mereka melangsungkan hidupnya untuk mendapatkan keturunan indo-arab. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline