Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Petani Tambak Dibikin Merugi, Nasib Budidaya Udang Windu Semakin Terpinggirkan

Diperbarui: 6 Desember 2017   04:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Menebarkan bibit udang windu sekarang ini sama saja dengan bunuh diri, kenapa demikian, karena hanya beberapa hari saja ditebarkan, udang sudah terkapar mati duluan, hal ini disebabkan, kondisi salinitas air, faktor rusaknya kualitas air pencemaran kimia pada air, sehingga nasib udang windu tidak semanis tahun 80 an hingga 90an.

Saat tahun itu, petani udang bisa meraup keuntungan yang menggiurkan, dengan modal puluhan juta satu hektar tambak, saat panen bisa mendapatkan keuntungan ratusan juta, begitu para petani mengatakan ini adalah rejeki anak sholeh. 

Tahun berganti tahun budidaya udang pun semakin susah, setiap benih ditabur, bukan keuntungan yang didapat tapi kerugiansilih berganti, akhirnya para petani tambak mulai menurun produktivitasnya, dan membiarkan tambaknya hanya ditaburi bibit bandeng, itupun tidak semi intensif, khawatir tidak menguntungkan, akhirnya pola alami sebagai pilihan budidayanya. 

Sepertinya petani tambak di pesisir pantura Brebes hingga rembang Provini Jawa Tengah hingga kini hanya sebagai penonton saja, pemilik tambak sekarang ini kondisinya serba terjepit, sebagian petani mengatakan sulit jika mengembalikan budidaya udang windu  seperti er 89an hingga 90an. 

Sebuah tawaran yang mustahil bagi petani tambak bila struktur tanah, posisi tanggul, intrusi air laut dan abrasi termasuk  kondisi kualitas air dan pencemaran air yang begitu tidak terkendalikan. 

Kondisi sekarang petani tambak mulai mencoba menebarkan bibit udang vanamie, dengan bibit unggul, dan pola uang dilakukan benar-benar intensif, namun akan berhasil jika kondisi tambak belum tercemar limbah air tawar dan air laut. 

Seorang petani tambak yang ingin budidaya udang vanamie pun harus memikirkan modal, strategi yang matang termasuk harus membeli sejumlah peralatan dan perlengkapannya seperti, pertama HDPE Geomembrane adalah lembaran yang terbuat dari plastik polyethylene dengan kepadatan yang tinggi serta memiliki struktur yang fleksibel dan kedap air. 

Kedua Harus ada Pompa air merupakan sebuah alat yang harus tersedia pada budidaya perikanan. Terutama apabila letak sumber air lebih rendah dari ketinggian kolam. Ketiga Kincir menjadi salah satu alat yang diperlukan khususnya di Indonesia sehingga kincir dengan kualitas terbaik menjadi incaran yang diperlukan. 

Keempat, cara meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam air tambak adalah salah satu metode budidaya udang yang tak kalah wajib diketahui oleh para petani tambak udang. Kelima, Plastik kolam untuk meningkatkan produksi tambak. Hal ini menjadi pembahasan menarik bagi petani tambak udang. 

Keenam, Mengukur kualitas air merupakan hal yang wajib untuk dilakukan karena air mudah untuk tercemar sehingga alat ukur kualitat air yang terbaik benar-benar dibutuhkan, ketujuh Kegunaan dari pompa air sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air mereka sehingga membutuhkan pompa air kualitas terbaik dan tahan lama agar tidak cepat rusak. 

Begitu rincinya usaha budidaya udang vanamie ini, rata-rata sekali atau dua kali panen, namun setelah ketiga dan setetusnya, kerugian selalu datang menyertainya, apakah petani tambak ini harus merugi terus, sampai kapan kejayaan dunia udang ini bangkit kembali. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline