Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Bawang Merah, Hargamu Kian Terpuruk

Diperbarui: 2 November 2017   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ekonomi.kompas.com

Menyebut nama Brebes bagi masyarakat Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi jika kampung ini terkenal dengan sebutan kampung penghasil bawang merah dan pengrajin telor asin. Sebuah komoditas unggulan dan andalan sebagai pembeda dengan kampung lain di Indonesia. Mayoritas penduduk di Kabupaten adalah bercocok tanam bawang merah sehingga wajar jika Brebes dikenal sebagai salah satu kota Penyuplai komoditas bawang merah di tingkat Nasional, hampir separo pasokan nasional disuplai dari bawang merah Brebes ini. Produk bawang ini dipasarkan hingga regional dan nasional. 

Namun sayangnya, para petani dan pedagang bawang merah sebagian mengatakan harga bawang merah tidaklah mendukung untuk dibuat bisnis. karena hampir 3 bulanan kondisi harga semakin lama semakin terpuruk. Sekarang harga bawang merah dalam bentuk kering (askip) dengan harga bibit bawang (siap untuk ditanam) tidak ada pembeda, rata-rata ditingkat petani dan stok gudang dikisaran Rp. 16.000 hingga Rp. 17.000 per kg. 

Bagi para petani harga ini tidaklah menguntungkan, karena bagi mereka harga tersebut jika sudah dikurangi dengan biaya produksi dan perawatan tanah hingga saat di panen hanya pas-pasan, margin keuntungan tidaklah banyak, apalagi sekarang dengan tingginya ongkos perawatan dan juga upah bagi buruh tani, belum lagi terkait saat beli obat pestisida dan pupuk. 

Kondisi seperti ini berlangsung cukup lama, dari bulan september 2017 hingga nopember minggu pertama bulan ini. " Bila bawang askip di jadikan bibit, untuk saat ini tidaklah untung, beli bawang merah askip 2 bulan yang lalu Rp. 16.000 per kg, terus kita rawat hingga jadi bibit bawang, ternyata dijualpun seharga saat beli askip, padahal sudah 2 bulan ini dirawat di rumah, sudah rugi di bawangnya, belum ngitung susud (penyusutan) pada bawang tersebut, padahal stok bibit bawang saya puluhan ton, " ujar asep salah satu pengusaha kecil di kota bawang ini.    

Disamping harga bawang merah yang belum bersahabat bagi para petani dan pengusaha, sekarang ada banyak kompetitor para petani yang menanam bawang merah, seperti di Provinsi Jawa Barat, petani di jatitujuh majalengka sudah hampir sebagaian tanahnya ditanami komoditas bawang merah ini, di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal sudah hampir sebagian tanahnya ditanami komoditas ini,  belum lagi di Kabupaten nganjuk dan Kabupaten kediri  Jawa Timur pun terjadi perubahan status tanah, dari biasanya menanam jenis palawija, sekarang sudah beralih ke tanaman bawang merah. 

Masihkan Bertahan

Masyarakat Brebes mungkin akan bertahan, dan tidak beralih usaha jika harga bawang semakin membaik, namun seiring perkembangan waktu bila harga ini tidak segera ditangani dengan serius oleh Pemerintah, maka dimungkinkan banyak petani dan pemilik modal beralih usaha. akibatnya akan terjadi penurunan pasokan bawang merah dari kabupaten penghasil komoditas ini. Padahal kondisi sekarang jumlah penduduk semakin bertambah, alih fungsi lahan pun semakin meningkat, belum lagi ongkos produksi dan  mencari tenaga kerja pun semakin sulit, apalagi kenaikan biaya obat dan pupuk yang dijual, semakin memperpuruk nasib para penggarap, petani dan juga pemilik modal. 

Fakta yang ada bila harga bawang semakin membaik, maka ada peningkatan pada tingkat konsumsi warga, daya beli masyarakat untuk membeli produk pun ikut naik, ada peningkatan kesejahteraan petani dan imbasnya produk yang ada dipasar tradisional dan modern pun semakin nampak. 

Semoga ada keberpihakan pemerintah dalam penanganan masalah komoditas bawang merah ini, supaya tingkat kemiskinan masyarakat Brebes tidak semakin meningkat, minimal tertangani dengan adanya harga jual produk bawang merah diatas Rp 30.000 per kg.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline