Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Butuh "Vladimir Putin" Bukan Presiden Mencala-mencle, Mencret, Menguap

Diperbarui: 19 November 2015   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di abad 21 hampir tidak ada satupun pemimpin negara di muka bumi yang berani menentang dominasi, menantang arus, melawan dan berdiri tegak menghadapi setiap tantangan dan ujian yang datang, kecuali Valdimir Putin. Tiap kali tantangan datang, dia berdiri dengan kokoh memasang badan sambil tersenyum dan berkata, ini dadaku (sambil menepuk dada) mana dadamu?

Amerika dan Eropa menjatuhkan sanksi, dengan lantang ia jawab dengan menghentikan pasokan minyak dan gas bagi negara-negara Eropa?

Amerika melakukan ancang-ancang untuk mendestabilkan Russia, dijawab Putin dengan menganekasi Krimea?

Amerika dan Eropa mengancam menggulingkan Assad, dijawab Putin dengan mengirimkan pesawat tempur ke langit Suriah, dan armada laut hitam ke pantai Suriah.

Amerika menyebar sistem pertahana udara di sekitar Rusia, dijawab Putin dengan menyebar sistem rudal Iskander yang tidak dapat dicegat, mengaktifkan kereta peluncur misil nuklir yang sulit dideteksi?

Amerika melakukan uji pertahanan rudal berlapis, dijawab Putin dengan meluncurkan sistem rudal Bulava secara beriringan.

Amerika mempersenjatai teroris, dijawab Putin dengan mengebom teroris didikan Amerika.

Metrojet Rusia dibom teroris dijawab Putin dengan mengirimkan super bomber yang biasanya digunakan untuk menggertak Amerika dan Eropa, bukan satu melainkan puluhan unit dari tiga jenis berbeda dan seluruhnya adalah pesawat pembom yang mampu menggotong berbagai bom dan senjata termasuk nuklir, Tu 95, Tu 160, dan Tu 22.

Vladimir Putin terkenal sebagai sosok yang tangguh dengan retorika keras. Terbaru Putin membuat geger dunia melalui pernyataannya yang dimuat pada twitter pembawa acara Russia Today.

"Memaafkan atau tidak memaafkan teroris itu urusan Tuhan, tetapi mengirim mereka pada Tuhan itu terserah saya." 

Indonesia hari ini butuh ketegasan dari seorang presiden Jokowi. Setya Novanto telah berulah dengan menjual nama Presdien, Wakil Presiden, Luhut Panjaitan, namun sampai saat ini respon dari presiden sangat mengecewakan publik Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline