Lihat ke Halaman Asli

Adriansyah Abu Katili

Melukis dunia dengan kata-kata.

Kupu-kupu dan Semut

Diperbarui: 19 April 2024   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dikreasi dengan menggunakan aplikasi bing.com

 

KUPU-KUPU DAN SEMUT

Seekor kupu-kupu sedang terbang melayang-layang di sebuah taman bunga yang indah. Sayapnya yang indah dikepak-kepakkannya. Tubuhnya menari-nari di udara, tatapan matanya ke segala arah, mencari-cari siapa tahu ada pengagumnya. Dan matanya menagkap bayangan seekor makhluk kecil sedang melata di atas tanah. Ha, seekor semut sedang melata, menapakkan kaki-kaki kecilnya di atas tanah dekil, kotor, dan berdebu.

Timbul rasa sombongnya. Ah, makhluk sekecil ini, alangkah malangnya.

"Hey makhluk kecil yang dekil. Sedang apa kau?"

"Siapakah kau?" tanya semut.

"Ha, tak melihatkah kau? Aku ini makhluk tercantik di dunia. Makhluk pilihan. Lihat sayap warna-warniku. Aku bisa terbang, menari-nari di udara. Aku si kupu-kupu yang cantik menawan. Sedang kau, makhluk hina, berjalan di atas tanah kotor"

"Aku tahu kau kupu-kupu, makhluk sombong. Tapi kau tak menjawab pertanyaanku. Siapa kau sesungguhnya?" Tanya semut.

"Ha ha ha, makhluk bodoh. Sudah aku jawab, aku si kupu-kupu yang cantik."

"Huh sombongnya. Baik, aku yang akan menjawab pertanyaanku sendiri. Bukankah kau berasal dari ulat bulu yang menjijikkan? Hama tanaman yang kerjanya merusak tanaman petani?"

"Ha, pembohong kau semut. Aku si kupu-kupu sejak lahir."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline