Lihat ke Halaman Asli

Adriansyah Abu Katili

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Sedekah Sang Mahasiswa

Diperbarui: 23 Maret 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

SEDEKAH RAMADAN SANG MAHASISWA

Mahasiswa rantau itu bernama Rudi. Tahun ini adalah tahun pertama dia menjalani ibadah puasa di Gorontalo, kota tempat dia kuliah di Universitas Negeri Gorontalo. Karena ini adalah tahun pertama dia beribadah Ramadan di rantau, jauh dati ayah bundanya, maka sangat terasa berat baginya. Kerinduan akan menu buka dan sahur yang dibuat bunda tercinta membuat sangat sepi saat-saat buka di mana Umat Muslimin sangat bergembira. Bagi dia itu adalah saat yang teramat sepi. Hatinya sendu. Titik air matanya yang keluar, dicoba dihapus dengan air wudu. Air wudu yang terasa sejuk bisa membantunya menyejukkan hati yang galau.

Untuk mengatasi rindunya, sering dia berbuka puasa di masjid dekat kos-kosannya. Menu buka di masjid itu sangat lumayan enak dan bergiji. Itu bisa menghemat pengeluarannya sebagai mahasiswa yang biaya hidupnya sangat tergantung pada transfer bulanan dari ayahnya yang berprofesi sebagai ASN.

Di masjid itu mengadakan kajian menjelang buka puasa, atau lebih tepatnya kultum (kuliah tujuh menit). Salah satu topik kultum adalah keutamaan bersedekah. Sedekah di Bulan Ramadan, menurut ustaz yang berceramah, sangat besar pahalanya. Sepuluh kali lipat pahala yang diberikan oleh Allah SWT bagi mereka yang bersedekah di Bulan Ramadan dibandingkan dengan sedekah di luar Ramadan.

Rudi sangat tersentuh dengan isi ceramah itu. Dia ingin mendapat pahala yang berlipat ganda.itu. Tentu saja harus sesuai dengan isi kantongnya yang hanya pas-pasan. Makluim mahasiswa rantau.

Besoknya, saat mau pulang ke kos-kosan usai kuliah, dia menawar ongkos bentor (becak motor), kenderaan umum yang banyak terdapat di Gorontalo.

Rudi: Bang, berapa onkos bentor ke Jalan Kasuari?

Abang Bentor: Sepuluh ribu, Dek.

Rudi: Mahal, Bang, lima ribu ya?

Abang Bentor: Oh ya , boleh Dek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline