Lihat ke Halaman Asli

Adriansyah Abu Katili

Melukis dunia dengan kata-kata.

Ketika Kau dan Aku Melebur Kita

Diperbarui: 7 Februari 2024   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

KETIKA KAU DAN AKU MELEBUR KITA

(Kado Puisi peringatan hari pernikahanku dengan Sang Kekasih, Yanti Hubu)

Saat bertemu pertama kali
Ketika mataku bertemu matamu
Maka berkatalah hatiku,
Inilah aku dalam dirimu
Dan aku dalam dirimu
Maka matamu masuk ke dalam mataku
Dan kubawa bayanganmu
Saat kau tak di sisiku

Terima kasih telah menjadi pelabuhan hatiku
Pelabuhan yang pertama dan terakhir
Ketika kuucapkan kalimat agung sakral itu
Bahwa aku menerimamu sepenuh hati
Atas ridho Ilahi
Dan restu ayah ibumu
Dan ayah ibuku

Tujuh Februari 1999
Dua puluh lima tahun yang lalu
Saat-saat itulah ketika
Kau dan aku
Lebur menjadi kita

Bersama kita menenun dan menyulam
Sehelai kain bernama cinta
Beraroma melati bermotif  mawar
Terima kasih telah memberikan tanganmu
Untuk kugandeng dan kugenggam erat

Bunga-bunga mawar merah di taman ini
Beralun dan menari menyebar harum wangi
Kita bawa bersama sambil bersama melayarkan bahtera ini
Yang beralun beralun bersama ombak berbuih
Buih putih itu membentuk hati
Saat kita bahtera kita menari
Beralun dan bernyanyi
Membelah laut di taman samudera

Terima kasih, Kekasih
Telah sudi saling menggenggam hati
Yang menggoreskan kata cinta
Dalam bait-bait dan larik sajak
Hatiku hatimu hati kita
Yang beraroma mawar dan melati

Gorontalo 7 Februari 2024
Adriansyah A. Katili

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline