Lihat ke Halaman Asli

Adriansyah Abu Katili

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Kopi dan Teh di Bulan Desember

Diperbarui: 25 Desember 2023   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Bulan Desember sudah tiba. Ini pertanda saudara-saudara kita yang yang beragama Kristen akan merayakan Natal. Natal dirasakan sebagai kegembiraan, kebahagiaan bagi mereka. 

Natal juga adalah momen spiritual bagi mereka, di mana mereka akan menghayati nilai-nilai spiritual natal dan mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka. Dan sebagaimana hari-hari besar keagamaan, biasanya kita mendengungkan sikap toleransi umat beragama. 

Nah, dalam essay singkat ini saya membahas bagaimana sikap umat Non-kristen menyikapi peritiwa Natal ini? Bagaimana sikap toleransi umat Non-kristen, khususnya Muslim dalam hal ini? 

Saya menuliskan essay ini dalam posisi saya sebagai seorang warga negara Indonesia yang juga seorang Muslim.

Saya berpandangan bahwa kita harus bersikap hati-hati dalam menyikapi ini. Kita memang harus bersikap toleransi. Namun kita juga wajib menjaga aqidah masing-masing agama kita. 

Kita harus menyadari bahwa dalam aqidah Islam, Yesus Kristus yang sangat dihormati dalam Agama Kristen juga sangat dihormati dalam ajaran Islam. 

Dalam ajaran  Islam beliau dikenal dalam ajaran sebagai Nabi Isa alaihissalam. Penghormatan kepada beliau dilakukan dengan mengucapkan alahissalam yang bermakna salam untuknya.

Dalam hal aqidah ada beberapa perbedaan yang mendasar tentang sosok beliau yang mulia dalam ajaran Kristen dan ajaran Islam. Yang pertama, dalam ajaran Kristen beliau dikenal sebagai salah satu sosok Tuhan dalam ajaran Trinitas, yaitu Bapak, Putera, dan Roh Kudus. 

Dalam hal ini beliau adalah Putera. Sementara itu dalam ajaran Islam beliau diyakini dan dihormati sebagai nabi dan rasul yang diutus Tuhan yang Maha Esa untuk mengajarkan ajaran tauhid atau Ketuhanan yang Maha Esa kepada manusia.Aqidah Islam tidak mengenal trinitas.

Perbedaan yang kedua adalah ajaran tentang penebusan dosa. Dalam ajaran Kristen beliau diyakini sebagai penebus dosa manusia. Beliau mati di atas kayu salib karena diskenairokan oleh Tuhan untuk menebus dosa manusia, dalam hal ini dosa warisan tersebab bapak moyang manusia, Adam, melanggar larangan Tuhan memakan buah terlarang yang dalam Agama Kristen dikenal sebagai buah pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk. 

Dosa ini diwariskan kepada anak cucunya. Dosa yang hanya bisa dihapuskan dengan jalan penebusan, dan Yesus mati disalibkan sampai mati untuk penebusan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline