Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

Penulis, Editor Video, Graphic Designer

Sejarah Agama di Tanah Jawa sejak Kalingga hingga Mataram Islam

Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://qalbu-islam.blogspot.com

Merunut pendapat para sejarawan bahwa kerajaan di Jawa mulai ditemukan pada abad ke-7. Selain Kalingga yang dipimpin Kartikeyashinga dan berlanjut Ratu Jay Shima, adalah kerajaan di bawah kepemimpinan Sailendra dan Santanu.

Pasca Kalingga, muncullah kerajaan-kerajaan besar di Jawa, yakni: Medang periode Jawa Tengah, Medang periode Jawa Timur, Kahuripan, Kadiri dan Janggala, Singhasari, Majapahit, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram Islam, Kasunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.

Muncul, berkembang, dan surutnya kerajaan sangat menentukan pekembangan dan surutnya agama. Sebagai misal, surutnya kepercayaan-kepercayaan lama sesudah muncul dan mulai berkembangnya agama Hinddu dan Buddha pada era Kalingga. Surutnya agama Hindu dan Buddha yang menandai mulai berkembangnya Islam dikarenakan Majapahit berhasil ditaklukkan oleh Demak Bintara. Dari sini bisa disimpulkan bahwa masa kejayaan dan surutnya agama ditentukan oleh politik dari suatu kerajaan yang tengah berkuasa.

Berkembangnya Islam di tanah Jawa yang tidak dapat dilepaskan dengan Majelis Dakwah Walisanga tidak semulus prosesnya. Semasa pemerintahan Raden Patah, timbul ajaran Islam dari Syekh Siti Jenar yang menurut persepsi Majelis Dakwah Walisanga sebagai ajaran sesat. Akibatnya Siti Jenar beserta pengikutnya yakni Syekh Malang Sumirang dan Kebo Kenanga disingkirkan dari kancah politik Demak.

Islam terus mengalami perkembangan sejak Demnak hingga sekarang, sungguhpun agama Kristen yang dibawa para misionaris Eropa disebarkan di lingkup masyarakat Jawa. Namun perkembangan Islam niscaya dibarengi munculnya tiga golongan masyarakat Jawa, yang menurut Clifford Geertz, terdiri dari masyarakat piyayi, santri, dan abangan.

Dari ketiga golongan masyarakat di muka menentukan perkembangan Islam di tanah Jawa. Di mana, masyarakat piyayi senantiasa menjaga kemurnian ajaran Islam; masyarakat santri di dalam memeluk Islam bersifat ortodoks dan masih peduli dengan adat dan tradisi; serta masyarakat abangan yang memeluk Islam dengan mensinkretasikan dengan kepercayaan lama. Kelompok abangan ini dikenal dengan kaum Kejawen atau pemeluk Agama Jawa.  Selanjutnya kita telisik sejarah agama di tanah Jawa yang dimulai sejak Kalingga hingga Mataram Islam (Mataram Baru).

Masa Kalingga  

Terdapat sumber yang menyebutkan bahwa tonggak perkembangan agama Hindu yang dibawa para pedagang India (teori Krom) di tanah Jawa dimulai sejak awal abad ke-4 M. Catatan ini dikukuhkan kebenarannya melalui Prasasti Tuk Mas di lereng Gunug Merbabu. Prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta dan berangka tahun 650 Masehi tersebut menyebutkan tentang pujian pada Sungai Gangga serta berisi atribut Dewa Tri Murti seperti trisula, kendi, kapak, cakra, dan bunga teratai. Dengan demikian, pemujaan pada Dewa Tri Murti telah muncul di Jawa Tengah di era pemerintahan Kartikeyasingha, raja Kalingga (648-674).

Selain agama Hindu, agama Buddha yang dibawa oleh Sailendra dari Sriwijaya ke tanah Jawa mulai mengalami perkembangan pada era pemerintahan Kartikeyasingha. Pendapat ini berdasarkan Berita Cina yang menyebutkan kedatangan pendeta Buddha bernama Hwi-ning di Kalingga (644 Masehi). Maksud kedatangan Hwi-ning untuk menerjemahkan salah satu kitab suci agama Buddha Hinayana yang berbahasa Sanskerta ke dalam Bahasa Cina. Usaha penerjemahan itu dibantu oleh Janabadra.

Sampai masa pemerintahan Ratu Jay Shima (674-695), agama Hindu dan Buddha tetap berdampingan dan pemeluknya memiliki toleransi yang tinggi. Hal ini dikarenakan Ratu Jay Shima memiliki perhatian sama terhadap perkembangan Hindu dan Buddha. Berkat kearifannya tersebut, Ratu Jay Shima dikenal sebagai Di Yang,yang artinya tempat bertemunya kedua agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline