Retaknya hubungan suami istri di dalam rumah tangga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan hancurnya rumah tangga, semisal: ekonomi, perbedaan pendapat, perkara ranjang, perselingkuhan, kesenjangan bobot-bibit-bebet antara suami-istri, dan masih banyak lainnya.
Faktor lain yang menyebabkan keharmonisan (ketidakharmonisan) dalam rumah tangga dikarenakan dimahami (tidak dipahami) bahasa kasih suami oleh istri atau sebaliknya. Menurut Gary Chapman, Ph.D., terdapat 5 bahasa kasih yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:
Pelayanan
Pelayanan merupakan bahasa kasih pertama dilakukan berdasarkan dorongan rasa cinta yang tulis. Bahasa kasih pelayanan dari suami kepada istri, semisal: memompakan ban motor isrinya yang kempes, merawat istrinya yang sedang sakit, dsb. Sementara pelayangan dari seorang istri pada suami, semisal: memersiapkan tas dan pakaian kerja, memasak, mencuci pakaian suaminya, dll.
Sentuhan Fisik
Sentuhan fisik merupakan bahasa kasih kedua yang cenderung mengekspresikan rasa kasih, dan bukan sama sekali sebagai rangsangan seksual. Sentuhan fisik yang merefleksikan bahasa kasih dari suami kepada istri atau sebaliknya, semisal: membelai rambut, mencium kening, memegang telapak tangan, menggandeng, dll.
Hadiah
Hadiah adalah bahasa kasih ketiga yang berupa pemberian baik berupa benda material maupun imaterial. Hadiah material yang sering diberikan oleh suami kepada istri atau sebaliknya di saat Ultah tersebut, semisal: pakaian, asesoris, buku, dll. Sementara benda imaterial, semisal: mengajak jalan-jalan atau makan, kecupan di kening, dll.
Dukungan
Dukungan adalah bahasa kasih keempat yang dalam istilah Jawa berupa tutur, wur, dan sembur. Tutur, dukungan yang berupa nasihat atau perkataan yang dapat membakar semangat. Wur, dukungan berupa uang atau materi. Sembur, dukungan berupa doa. Bahasa kasih ini tidak hanya diberikan oleh suami kepada istri, namun bisa sebaliknya.