Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

Penulis, Editor Video, Graphic Designer

Perkembangan Media Digital Biang Keladi Peningkatan Angka Perselingkuhan?

Diperbarui: 13 Juli 2024   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://manado.tribunnews.com

Media digital mengalami perkembangan yang sangat pesat. Di dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks, beraneka ragam aplikasi yang semakin canggih diciptakan. 

Berbagai aplikasi yang berfungsi untuk mendapatkan informasi, hiburan, edukasi, bisnis, atau komunikasi melalui internet semakin lama menimbun di gudang playstore. Hingga user memiliki banyak pilihan untuk meng-install salah satu atau beberapa aplikasi yang sesuai kebutuhannya.

Pada satu sisi, perkembangan teknologi digital membawa manfaat positif bagi manusia. Di mana, beberapa aplikasi yang di-install pada android, laptop, atau PC digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, wawasan, usaha bisnis, penghasilan, dsb. Tetapi pada sisi lain, banyak user menyalahgunakannya untuk tujuan negatif, seperti: kejahatan dan perselingkuhan.

Terdapat dugaan bahwa pelonjakan angka perselingkuhan sebanding lurus dengan peningkatan kuantitas dan kecanggihan aplikasi. Beberapa aplikasi komunikasi yang berpotensi digunakan oleh para peselingkuh, di antaranya: Facebook Messenger, WhatsApp, Instagram, WeChat, Tinder, Telegram, Discord, Zoosk, Snapchat, Viber, Chat e-Commerce, Google Docs, Tiktok, dll.

Dari sekian banyak aplikasi di muka, WhatsApp lebih banyak digunakan para peselingkuh di dalam menjalin komunikasi M2 (mesra dan mesum) dengan selingkuhannya. Mengingat aplikasi tersebut memiliki multi-fungsi. Selain berfungsi untuk mengirim pesan dengan mudah, aplikasi tersebut bisa digunakan untuk shareloc, calling, dan video call.

Melalui video call, para peselingkuh dapat berdialog dengan menunjukkan wajah dan tubuh dari jarak jauh. Karena hubungan emosional semakin akrab, mereka tak sungkan-sungkan untuk melakukan VCS tanpa memertimbangkan dampak negatifnya bagi suami (istri) dan keluarga.

Apa yang penulis kemukakan tersebut sama sekali tidak mengklaim bahwa peningkatan angka perselingkuhan disebabkan oleh perkembangan media digital. Tersebab perselingkuhan lebih dikarenakan karakter dari seorang user. Bila karakter user terbilang baik, aplikasi komunikasi apapun tidak akan digunakan untuk menjalin hubungan dengan pasangan orang lain.

Berakhir ditandaskan bahwa maraknya praktik perselingkuhan tidak disebabkan oleh perkembangan media digital. Sungguhpun diakui bahwa aplikasi komunikasi yang semakin beragam dan canggih tersebut menyerupai jalan tol. 

Di mana, para peselingkuh semakin lancar melakukan aksi yang berawal dari chat, phone, VC, hingga VCS. Acapkali bahkan sering, aksi tersebut mereka lanjutkan dengan jumpa darat dan berakhir bersua di kamar losmen atau hotel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline