Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

Penulis, Editor Video, Graphic Designer

Sum /8/

Diperbarui: 26 Juni 2024   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.brilio.net

Sebagaimana Johan, aku keluar dari mobil yang diparkir di depan warung makan Bulik Rinten. Sesudah meletakkan barang belanjaan di meja kecil, aku bergegas menuju tempat cucian piring. Dengan perasaan tak karuan saat mengingat perjalanan pulang bersama Johan dari pasar ke warung Bulik Rinten; aku mencuci piring, gelas, sendok, dan garpu yang menggunung.

Selepas adzan dluhur, warung makan Bulik Rinten mendadak kebanjiran pelanggan. Di antara orang-orang yang tengah makan siang, aku tak melihat Johan. Mobil yang diparkir di depan warung juga sudah raib dari pandangan. "Kemana Om Jo?" bantinku.

Sewaktu melamunkan Johan, Bulik Rinten meminta bantuan padaku untuk turut melayani pelanggan. Bukan hanya menyajikan menu yang mereka pesan, namun pula membersihkan meja-meja makan dengan serbet sesudah digunakan pelanggan.

Di tengah kesibukan, aku mendengar Bulik Rinten bercakap-cakap dengan seorang laki-laki melalui androidnya. Dari suaranya, aku bisa menduga kalau laki-laki itu adalah Johan. Ketika sekilas mendengar kalau Johan kehilangan dompet, aku sontak menghampiri Bulik Rinten yang barusan menutup aplikasi WhatsApp-nya. "Mungkin dompet Om Jo tercopet di pasar tadi, Bulik."

"Masak, Sum?" Bulik Rinten sejenak terdiam. "Tadi Mas Johan bilang kalau dompetnya bisa jadi tertinggal di warung ini."

"Sewaktu Om Jo masih di warung, aku sedang mencuci piring di belakang. Kalau Bulik tahu. Tadi, Om Jo duduk di mana?"

Sebelum Bulik Rinten memberikan jawaban, seorang pelanggan perempuan sebayaku yang duduk di bangku pojok belakang warung makan menunjukkan dompet ke arahku. "Maaf, Mbak. Ini dompet siapa ya? Tadi aku menginjaknya."

Tanpa berpikir panjang, aku melangkah cepat menuju tempat duduk perempuan itu. Sesudah aku terima, dompet itu aku serahkan pada Bulik Rinten. "Apakah dompet ini  milik Om Jo?"

"Ya, betul. Aku tak pangling." Bulik Rinten bergegas menghubungi Johan melalui androidnya. "Hapenya tidak aktif. Aku calling, tak berdering. Aku WA, centhang satu."

"Lantas...." Sejenak aku berpikir. "Bagaimana kalau dompet ini aku antarkan ke rumah Om Jo. Tapi...?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline