Matahari terbenam. Lampu-lampu menyala seusai adzan Magrib berkumandang dari surau. Seusai melaksanakan sholat, aku mengenakan pakaian yang dibelikan Bulik Rinten. T-Shirt putih dan jeans hitam. Karena akan keluar rumah di musim dingin, aku kenakan sweater abu-abu.
Di bawah bimbingan Bulik Rinten, aku merias wajah. Membersihkan muka, pelembab, dan bedak. Aku pertajam garis alis dengan pensil. Aku gunakan eyeshadow merah jambu untuk disaputkan tipis pada kedua pipi. Aku goreskan lipstick merah muda pada bibirku yang kering.
"Oh, luar biasa." Bulik Rinten memecah suasana seusai aku memake-up wajahku. "Benar-benar aku pangling, Sum. Kamu tampak cantik sekali. Pasti. Banyak cowok akan menyukaimu. Belum punya pacar kan?"
"Ehm...." Aku tak bisa menjawab pertanyaan Bulik Rinten. Kalau bilang belum, nyatanya sudah punya. "Sudah, Bulik."
"Siapa pacarmu?"
"Ada, Bulik. Nanti Bulik akan tahu sendiri."
"Ya, Sudah." Bulik Rinten memandang layar androidnya. "Sudah hampir jam 7, Sum. Ayo kita berangkat!"
"Ya, Bulik."
"Kamu bisa naik motor kan?"
"Ehm.... Belum, Bulik."