Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

Penulis, Editor Video, Graphic Designer

Sum /2/

Diperbarui: 20 Juni 2024   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: https://medanheadlines.com/2018/12/27/nestapa-si-gadis-desa/

Menyaksikan kedatanganku, Bulik Rinten tampak berbinar wajahnya. Wajah yang selalu mengingatkanku pada matahari fajar tak bercadar awan. Sungguhpun luka hatinya belum sembuh sesudah dicerai Paklik Harja tiga bulan silam. Memang, ia sangat piawai untuk menyembunyikan rasa kedukaan pada orang lain.

Di ruang tamu, aku duduk di kursi busa yang tampak kusut kain pelapisnya. Selagi Bulik Rinten yang divonis mandul oleh dokter itu pergi ke dapur, aku menyaksikan tembok bercat krem tak lagi dihisasi foto berduanya dengan Paklik Harja. Foto yang semula selalu diceritakan pada semua tamu yang berkunjung di rumahnya.

Betapa aku dapat membayangkan bahwa tembok krem yang bersih tanpa sebingkai foto menyerupai suasana hati Bulik Rinten. Melihat wajahnya mencerminkan kebahagiaan, namun hatinya senyap sejak malam hingga adzan subuh berkumandang dari surau. Lantaran tak ada Paklik Harja yang semula menjadi tumpahan 12.758 sisa katanya sesudah 7.242 ia habiskan dengan para pelanggan wartegnya.

"Sum.... Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Aku tersentak saat mendengar pertanyaan Bulik Rinten yang berada di ruang tamu tanpa sepengetahuanku. "Ehm.... Tidak, Bulik."

"Jangan bohong! Kamu sedang memikirkan sesuatu hingga tak tahu kedatanganku."

"Dalam hati aku hanya bertanya, Bulik. Kemana foto Bulik sama Paklik yang dulu dipajang di tembok itu?"

"Sudah aku buang ke kali. Aku tak ingin melihat orang itu."

"Maksud Bulik, Paklik Harja."

"Cukup, Sum! Kita ngobrol lainnya saja." Bulik Rinten diam sesaat. Airmatanya meleleh. Sepertinya, ia teringat pada Paklik Harja. Lelaki yang dicintainya. Mencampakkan dirinya sesudah lelaki itu tergoda dengan Ni Giyah. Penayub muda masih legan. "Oh ya, Sum. Ini.... Aku buatkan teh untukmu. Minumlah dulu!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline