Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

Penulis, Editor Video, Graphic Designer

Prayatana ri Wilwatikta (Menguak Hitam Putih Sejarah Wilwatikta)

Diperbarui: 9 Mei 2022   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.bizlawnews.id/2017/06/meluruskan-sejarah-majapahit.html

Wilwatikta merupakan nama lain dari Kerajaan Majapahit. Diketahui bahwa Wilwatikta  merupakan salah satu kerajaan tersohor di nusantrara yang didirikan oleh Dyah Wijaya di wilayah Hutan Tarik pada tahun 1293. Kerajaan yang beribukota di Majakerta itu memiliki usia cukup panjang yakni selama 185 tahun yakni dari 1293 hingga 1478.

Sekalipun sejarah Wilwatikta dengan ibukota Majakerta berakhir sesudah Girindrawardhana Dyah Ranawijaya berhasil mengudeta kekuasaan Bhre Kertabhumi, namun napas kerajaan yang pusat pemerintahannya dipindahkan di Daha tersebut masih berlangsung. Kebesaran Wilwatikta tinggal nama sesudah Sultan Trenggana (Raja Kesultanan Demak ke-3) mampu menaklukkan Dyah Ranawijaya pada tahun 1527.

Membaca sejarah Wilwatikta sungguh menarik. Karena selain kebesarannya, Wilwatikta menyimpan beberapa sejarah kelam yang layak diketahui. Berikut tentang catatan hitam-putih Majapahit yang berdasarkan fakta sejarah dan pendapat dari para sejarawan.

Matahari Terbit di Langit Wilwatikta

Paska tergulingnya kekuasaan Kertanagara 1292, Jayakatwang (bupati Gelanggelang) berkuasa sebagai raja dengan pusat pemerintahan di Daha. Berkat usulan Aria Wiraraja, Dyah Wijaya yang semula membela Kertanagara diampuni oleh Jayakatwang. Selain itu, Jayakatwang memberikan hutan Tarik sebagai tempat pedukuhan Dyah Wijaya.

Manakala sedang membuka hutan Tarik untuk dijadikan pedukuhan, datanglah pasukan Tartar dari Mongolia ke Jawa. Tujuan pasukan Tartar tersebut untuk menyerang Kertanegara yang telah melukai utusan Raja Kubilai Khan.

Kedatangan pasukan Tartar di Jawa itu dimanfaatkan oleh Dyah Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Karena akan mendapat hadiah besar dari Dyah Wijaya, pasukan Tartar menyerang Jayakatwang. Sesudah Jajakatwang berhasil ditangkap dan dbunuh, Dyah Wijaya beserta pasukannya -- Aria Wiraraja, Ranggalawe, Nambi, Lembu Sora, dan Mahisa Nabrang -- menyerang dan mengusir pasukan Tartar dari Jawa.

Sesudah pasukan Tartar meninggalkan Jawa, Dyah Wijaya menobatkan diri sebagai raja di Wilwatikta dengan menggunakan gelar abhiseka Kertarajasa Jayawardhana atau Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertajasa Jayawardhana pada tahun 1293.

Banjir Darah di Sungai Tambak Beras

Semasa pemerinthan Dyah Wijaya muncul tokoh Mahapati (Pararaton) atau Halayuda (Nagara Krtagama). Tokoh ini menghasut Dyah Wijaya hingga menyerang Ranggalawe yang diklaim sebagai pemberontak Wilwatikta. Akibat perang di Sungai Tambak Beras, Ranggalawe tewas di tangah Mahesa Anabrang. Karena membunuh kemenakannya, Mahesa Nabrang dibunuh oleh Lembu Sora.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline