Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno Penadebu

Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Cinta di Menara Asmaul Husna

Diperbarui: 27 November 2024   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islamic Center Samarinda-Dokpri

Cinta di Menara Asmaul Husna

Oleh: Penadebu

Langit Samarinda malam itu tampak cerah, dihiasi bintang-bintang yang malu-malu mengintip dari balik awan tipis. Bayu dan Marta berjalan beriringan di tepian sungai Mahakam, menikmati suasana malam yang tenang. Lampu-lampu kapal pesiar yang melintas perlahan memantulkan cahayanya di permukaan air, menciptakan riak yang berkilauan, seolah membuai hati siapa pun yang memandangnya.


Islamic Center Samarinda berdiri megah di kejauhan, seperti pelita yang tak pernah padam. Tempat itu menyimpan kenangan berharga bagi Bayu dan Marta. Mereka pertama kali bertemu di sana, di tengah keramaian sebuah acara keagamaan. Kini, bertahun-tahun setelah pertemuan itu, mereka kembali, mengenang perjalanan panjang cinta mereka yang penuh liku.

Kelokan temaran Samarinda dari menara-Dokpri

Malam itu, Bayu mengajak Marta menaiki Menara Asmaul Husna, ikon kebanggaan Samarinda. Langkah mereka terasa ringan, meski usia tak lagi muda. Dari puncak menara, kota Samarinda terhampar luas di bawah mereka, dengan ribuan lampu yang berkelip bak permata. Angin malam berembus lembut, membawa aroma sungai yang khas.

Sungai Mahakam dilihat dari Menara-Dokpri

"Lihat itu, Marta," kata Bayu sambil menunjuk ke arah sungai. "Mahakam tetap indah, seperti saat kita pertama kali bertemu."
Marta tersenyum, menggenggam tangan Bayu erat. "Dan kamu tetap menjadi pria yang sama. Yang selalu membuatku merasa dicintai."

Di puncak menara itu, mereka mengucap janji. Janji untuk bersatu dalam cinta dan kasih sayang, melupakan masa lalu yang pernah mengguncang pernikahan mereka. Marta memandang Bayu, mata mereka saling berbicara tanpa kata. Cinta yang sempat pudar kini menyala kembali, lebih hangat dari sebelumnya.

"Kita akan membangun bahagia, Bayu," kata Marta. "Kita akan menunaikan ibadah haji bersama. Itu janji kita."
Bayu mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Dan kita akan mengulang akad, Marta. Membawa sumpah itu kembali ke tempat yang suci."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline