Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno Penadebu

Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Jejak Bahasa Paser: Perjalanan Seorang Guru Muda

Diperbarui: 28 Mei 2023   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Marta kaca mata hitam berdiri bersama sohib-hosibnya_(Dokumen WA pribadi)

(Tabe-Tabe)

Bu Marta, seorang guru muda bersemangat tinggi, tinggal di daerah terpencil Kabupaten Paser. Dia adalah seorang pendidik yang penuh semangat dan tekad untuk mengembangkan budaya dan bahasa daerahnya. Oleh karena itu, ketika dia mendengar tentang pelatihan modul ajar Revitalisasi Bahasa Paser, dan diberikannya tugas dia langsung mendaftar dan diikutkan tanpa ragu.

Pada tanggal 23 hingga 26 Mei, Bu Marta mengikuti pelatihan tersebut di Hotel Bumi Paser di kota tersebut. Namun, sesampainya di sana, dia merasakan adanya keanehan yang menghampirinya. Pertama-tama, ketika dia pergi ke kamar mandi, dia terkejut melihat kloset duduk yang tidak biasa. Bentuknya aneh, seperti kloset masa depan yang dia hanya pernah lihat dalam film fiksi ilmiah.

Kejutan berikutnya muncul saat dia mencoba mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hair dryer. Namun, alat itu tidak seperti hair dryer biasa. Ada beberapa tombol dan fitur yang dia tidak pernah lihat sebelumnya. Rasa penasaran membuatnya bertanya-tanya apa sebenarnya tujuan dari alat tersebut.

Meskipun terganggu oleh kejanggalan di hotel, semangat Bu Marta tidak luntur. Dia tetap bersemangat mengikuti pelatihan dan berusaha keras memahami modul ajar Revitalisasi Bahasa Paser. Di tengah keasyikannya, dia tidak bisa menahan diri untuk berbagi cerita tentang perjalanannya menuju pelatihan tersebut.

Bu Marta bercerita tentang perjalanan yang penuh liku dan tantangan. Dia menceritakan tentang jalan berlumpur dan berbatu yang harus dilaluinya. Namun, tidak ada halangan yang dapat menghentikannya. Dia melangkah dengan semangat dan menggunakan sepatu boat andalannya yang telah menjadi temannya selama bertahun-tahun.

Dalam perjalanan tersebut, Bu Marta juga berbagi pengalaman inspiratif dengan orang-orang di sepanjang jalan. Dia bertemu dengan penduduk setempat yang dengan bangga menggunakan bahasa Paser dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengajarkan dia kata-kata dan frasa-frasa khas yang membantu memperkaya modul ajar yang akan dia kembangkan setelah pelatihan.

Setelah pelatihan selesai, Bu Marta kembali ke daerahnya dengan semangat yang membara. Dia berkomitmen sepenuh hati untuk mengembangkan bahasa Paser dan melestarikannya di kalangan generasi muda. Dia menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan untuk menciptakan modul ajar yang menarik dan mudah dipahami.

Bu Marta bekerja sama dengan sesama guru dan komunitas lokal untuk melaksanakan program pembelajaran bahasa Paser. Dia mengadakan kelas-kelas, lokakarya, dan acara budaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap bahasa Paser. Dia juga menggunakan media sosial dan platform online untuk membagikan materi pembelajaran kepada lebih banyak orang.

Tak lama kemudian, program yang dikembangkan oleh Bu Marta mulai menarik perhatian banyak orang. Bahkan, beberapa media lokal tertarik untuk meliput kegiatan tersebut. Dengan semakin luasnya penyebaran informasi, masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga dan mengembangkan bahasa Paser sebagai identitas budaya mereka.

Tidak hanya mengajar di sekolah, Bu Marta juga mendirikan kelompok belajar komunitas yang terbuka untuk semua orang yang ingin mempelajari bahasa Paser. Di kelompok ini, dia memberikan pengajaran secara interaktif, menggunakan berbagai metode dan materi yang menarik agar pembelajaran bahasa Paser menjadi menyenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline