Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno Penadebu

Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Memaknai Hardiknas di Sekolah Pinggiran

Diperbarui: 2 Mei 2023   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri_Twibon Hardiknas

Memaknai Hardiknas di Sekolah Pinggiran

Oleh: Penadebu

"Bapak Ibu, hari ini usahakan untuk berkumpul, ya? Kita rapat," pinta saya kepada semua guru di grup WA

"Baik, pak," jawab salah seorang guru.

Hari pertama masuk setelah liburan terasa agak enggan-enggan bekerja. Hati kecilnya masih tertambat di kampung halaman. Saya mau berpacu dalam kondisi begitu rasanya tidaklah mungkin. Untuk sementara saya biarkan dahulu sambil menunggu waktu yang tepat.

Salah satu agenda rapat bersama bapak ibu guru adalah membahas tentang Hardiknas yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2023. Mengingat waktu dan kegiatan terpecah menjadi 2, antara kabupaten  dan unit kerja maka kami perlu lakukan sinergi. Semoga bisa berjalan dua-duanya. Semua kepala sekolah wajib melaksanakan upacara di kabupaten. Sedang bapak ibu guru untuk bisa melaksanakan di sekolah masing-masing. Oleh karena itu saya pasrahkan kepada guru senior yang ada di sekolah untuk mengatur pelaksanaan peringatan tersebut. Sementara kami menghadiri upacara peringatan di kabupaten.

Hari Pendidikan Nasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hardiknas adalah momen penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama dunia pendidikan. Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertujuan untuk memperingati lahirnya Ki Hajar Dewantara, salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Peringatan Hardiknas di sekolah-sekolah biasanya dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, seperti upacara bendera, perlombaan, dan diskusi mengenai pentingnya pendidikan. Namun, bagaimana memaknai Hardiknas di sekolah pinggiran yang memiliki keterbatasan dalam hal sarana dan prasarana serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung?

Sebuah sekolah dengan visi inovatif dan memperhatikan kualitas mutu tanpa pamrih, harus mampu memberdayakan SDM (Sumber Daya Manusia) unggul agar bisa mencapai visi dan misinya. Sekolah pinggiran yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana dapat memanfaatkan SDM yang ada untuk mengembangkan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.

Inovasi pendidikan bisa diwujudkan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti pembelajaran daring dan aplikasi pembelajaran interaktif. Selain itu, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa merasa tertarik dan semangat dalam belajar meskipun sarana dan prasarana yang ada terbatas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline