Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno Penadebu

Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Perjanjian Tidur

Diperbarui: 22 Maret 2023   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Penadebu

Haruskah aku mengalah untuk sebuah syair-syairmu

Muka dua pun enggan engkau tayangkan dalam bayang

Yang lepas ketika belalang malam mengerik di rerimbunan pohon

Honey, engkau bukanlah perjalanan kampungan

Antara jemari rindu yang mengentak dua sudut ramah

Marah, jengkel terangkai jengah.

Mari kita melahirkan sebuah mimpi

Ketika perjanjian tidur sah naluri dan biologi

Giat malam yang semakin larut

Rutan yang lengah penjagaan jiwa-jiwa tertanduk

Menunduk mencuri kunci kamar bayang

Hingga kita sama-sama terjaga

Antara nyata dan ilusi jiwa.

Babulu, 22Maret 2023

#Penadebu_Puisi Bebas




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline