Lihat ke Halaman Asli

Penantian

Diperbarui: 26 Maret 2016   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sendiri menikmati sepi
Tercabik oleh rindu yang menanti
Bagaikan sekuntum bunga yang telah mekar
Perlahan aku layu menanti tetesan air hujan
Kugenggam asaku dalam bingkai rasa
Menyelam cinta pada rahasia sebuah jiwa
Aku masih disini menantimu
Dalam batas senja hingga  mimpi menjelang
Walaupun harapan cinta semakin memudar
Aku masih percaya pada mentari
Aku akan tetap menantimu
Meski habis waktu ini
Kan kureguk setetes waktu yang  kulalui tanpa aku lupakan dirimu
Aku menunggumu tanpa terlepas doaku untukmu
Kau yang kuinginkan
Kau yang kuharapkan
Untuk mengerti dan memahamiku
Disaat tak ada yang mampu dengarkan suara hatiku
Tak ada yang paling indah selain sebuah perjumpaan
Setelah penantian yang panjang

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline