Lihat ke Halaman Asli

Christian Rahmat

Memoria Passionis

Seakan Nasionalisme Kita Nasionalisme Gampangan

Diperbarui: 17 September 2019   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest.com › percetakantugu

Nasionalisme tidak lahir begitu saja, melainkan lahir dari sebuah proses panjang yang kemudian menumbuhkan kesadaran akan nasionalisme itu. Sudah barang tentu bahwa nasionalisme bukanlah monopoli siapa - siapa. 

Setiap orang berhak untuk memaknai nasionalisme itu seperti apa, dan berhak memanifestasikan nasionalisme itu dalam bentuk apa pun. Kendati demikian, harus kita pahami juga bahwa pemaknaan serta perwujudan dari nasionalisme itu tidak boleh bertentangan dengan konsep dasar nasionalisme yang telah dibangun oleh para pendahulu (founding fathers) kita. 

Artinya, dengan penuh kesadaran, kita harus mengamini bahwa kita telah sepakat dengan konsep dasar nasionalisme tersebut. Sementara untuk pemaknaan lebih lanjut dan pewujudnyataan dari nasionalisme itu, barulah kita bisa berbeda - beda.

Konsep dasar nasionalisme yang dimaksud adalah nasionalisme yang tumbuh dari rasa senasib dan sepenanggungan para pendahulu kita. Seperti kita ketahui, perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda pada awalnya hanya berupa perlawanan kedaerahan, dimana para rakyat pribumi bertempur dengan Belanda hanya dengan semangat kedaerahan, bukan semangat nasionalisme. 

Setelah perlawanan kedaerahan itu berlangsung di setiap wilayah di Hindia Belanda, tiap - tiap daerah itu lantas merasa memiliki kesamaan, yaitu memiliki musuh yang sama, imperialisme-kolonialisme yang dilakukan Belanda. 

Pertumbuhan kesadaran nasionalisme tersebut juga tidak lepas dari semakin bertumbuhnya intelektualitas rakyat pribumi yang bisa mengakses pendidikan yang disediakan oleh pemerintah kolonial. 

Secara umum, dikatakan bahwa kesadaran nasionalisme itu mulai tumbuh sejak tahun 1908, yakni dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo yang dipelopori oleh Wahidin Sudirohusodo. Oleh karena itulah dari perspektif sejarah nasional, tahun 1908 sampai pada tahun 1945 kita kenal sebagai fase perjuangan nasional. 

Berdasarkan penjabaran singkat diatas, dapat kita pahami bahwa rasa nasionalime bangsa Indonesia muncul untuk pertama kalinya sebagai sesuatu yang tumbuh dari bawah, bukan sesuatu yang dipaksakan dari atas. Artinya, nasionalisme tersebut terbentuk dari kesadaran penuh rakyat Indonesia bahwa mereka adalah satu bangsa, bangsa yang terjajah. 

Perkembangan nasionalisme itu tentu tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan terus mengalami penyempurnaan melalui sumbangsih pemikiran para tokoh bangsa. Salah satunya adalah Soekarno. 

Melalui perenungan serta pengamatan yang mendalam terhadap praktik - praktik nasionalisme yang sedang berkembang di seluruh belahan dunia pada saat itu, Bung Karno menyimpulkan bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berbeda dari nasionalisme pada umumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline