Seksualitas Dan Cinta
Ketika berbicara tentang seksualitas orang cenderung berpikir tentang sesuatu yang kotor bahkan tabu yang memang tidak perlu dibicarakan. Tidak heran bila seksualitas kadang menjadi problem dalam hidup manusia. Tapi benarkah demikian bahwa seksualitas adalah sesuatu yang kotor dan tabu yang tidak boleh dibicarakan? Pada hakikatnya seksualitas adalah bagian dari hidup manusia yang tidak terpisahkan. Demikian juga cinta yang memang kadang selalu menuai multi tafsir. Cinta juga kadang dilihat sebagai hal yang menimbulkan problem dalam hidup manusia. Sehingga kadang muncul komentar bahwa “cinta itu jahat, buta, dan sebagainya”. Tapi apakah benar demikian?
Lalu persoalan akan menjadi lebih rumit bila seksualitas dikaitkan dengan cinta. Rupanya kedua aspek ini sama-sama mempunyai persoalan yang sama yakni salah paham sehingga menimbulkan problem dalam hidup manusia. Bahkan tidak jarang bila kedua aspek ini sering dikaitkan namun dalam pemahaman yang “negatif”. Sebuah kenyataan yang kurang bahkan tidak disadari. Namun demikian seksualitas dan cinta merupakan dua bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Sama halnya dengan cinta yang memiliki makna yang luas, demikian juga seksualitas dengan makna yang sangat luas.
Pertama-tama perlu dipahami secara baik apa itu seksualitas dan apa itu cinta. Seksusalitas itu sendiri merujuk pada ciri, sifat, dan peranan akan seks. Jika demikian dapat dikatakan bahwa seksualitas adalah aspek yang menunjuk pada keseluruhan diri seseorang. Demikian juga cinta yang memang syarat makna. Cinta dapat didefinisikan sebagai sebuah rasa yang memang tak terlihat dan hanya terucap lewat tindakan mengasihi dan mencintai itu sendiri. Oleh karena itu, seksualitas dan cinta adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. yang terpenting adalah bagaimana mengungkapkannya.
Seksualitas pada hakikatnya adalah baik dan sekaligus suci. Seksualitas tidak berarti tertuju pada hal-hal tabu atau kotor, tetapi lebih dari itu seksualitas memiliki makna yang sangat luas berkaitan dengan kepribadian seseorang. Seksualitas bukanlah tindakan yang didasarkan pada naluria, tetapi merupakan tindakan yang harus dikendalikan dan diatur sesuai hakikat manusia. Demikian juga cinta adalah suatu perasaan yang didasarkan pada totalitas dan menyeluruh, tetapi bukan berdasarkan kriteria atau bersyarat.
Mengutip apa yang diungkapkan oleh Freud yakni seksualitas di bagi kedalam beberapa perkembangan hingga orang akan mencapai fase kematangan. Hal ini mau menunjukan bahwa seksualitas adalah aspek yang juga membutuhkan perkembangan melalui pengendalian diri secara terus-menerus hingga mencapai kematangan. Demikian juga cinta yaitu mengutip apa yang dikatakan Fromm bahwa cinta merupakan manifestasi dari hidup. Hidup manusia merupakan suatu cinta yang besar, sehingga tidak berlebihan bila manusia boleh mengungkapkan kepada sesama.
Dengan begitu seksualitas bukanlah sesuatu yang kotor atau tabu, sehingga tidak perlu dibicaran, tetapi perlu dipelajari sebagai bagian dari kepribadian, dan merupakan bagian dari diri manusia. Demikian juga cinta yang menjadi dasar dari hidup manusia. Oleh karena itu seksualitas dan cinta merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling melengkapi untuk dapat membangun manusia lebih utuh.
#Pemulung Kata
#Mingar Allap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H