Lihat ke Halaman Asli

Pemuda Peduli

Reach More, Give More

Tantangan Social Traveling berbagi Kebermanfaatan di Tahun 2022

Diperbarui: 21 Desember 2021   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberian bantuan sembako kepada warga Kp. Dukuh, Garut Selatan ada dalam rangkaian acara "Jelajah Desa" Social Traveling Pemuda Peduli (06/12/19)| Dok Pemuda Peduli

Bandung - Rapat Kerja yang dilaksanakan Pemuda Peduli pada 2 Desember lalu, yang membahas tentang apa saja yang sudah dilakukan Pemuda Peduli pertahun 2021 serta rencana apa yang dilakukan di tahun 2022.

Social Traveling menjadi salah satu program yang mendapat banyak sorotan dairi NGO yang berdiri legal sebagai sebuah Yayasan dengan latar belakang Pendidikan sejak tahun 2016 ini. Kendala pembatasan sosial yang terjadi akibat adanya pandemi virus membuat program ini sempat tersendat dalam berjalannya di awal tahun 2021 kemarin.

Namun disamping pembatasan sosial yang terjadi, "Jelajah Desa" menjadi salah satu kegiatan yang bangkit dari vakumnya. Dilaksanakan pada tanggal 11-13 Juni dengan Desa Pangli sebagai target lokasi berbagi kebermanfaatannya.

Disamping itu, adanya kerjasama dengan Lintasarta dalam kolaborasi "Desa Peduli" dimana Pemuda Peduli memberikan pengajaran kepada 32 Desa membantu Social Traveling dalam perjalanannya di tahun 2021.

Pembatasan sosial yang terjadi, tak menghalangi kebermanfaatan yang dimaksud di dalam rangkaian acaranya. Terbukti dengan catatan sebanyak 600 orang lebih penerima manfaat di dalam Program ini selama berjalannya di tahun 2021.

Aldi Gagan, selaku Senior Staff Social Traveling Pemuda Peduli mengungkapkan beberapa hal yang dievalusi dalam program ini selama 2021.

"Kreatifitas, Kredibilitas Human Resource menjadi pekerjaan rumah yang harus dikejar di tahun 2022 nanti. " Tutur Aldi Gagan.

Gale, saat menerangkan tentang hasil kinerja Social Traveling  2021 serta target 2022 dalam Rapat Kerja Pemuda Peduli (02/12/2021).| Dok Pemuda Peduli

Gale, sapaan akrab pria tersebut kemudian berpendapat adanya pandemi menjadi tatangan tersendiri berjalannya Social Traveling.

"Berbicara Social Real Tour tantangan yang dihadapi adalah trust masyarakat. Dimana ketakutan akan penyebaran virus masih terasa. Bahwa sebenarnya kunjungan pariwisata, travelling itu sebenarnya sudah boleh dilakukan, Asalkan dengan protocol kesehatan yang baik dan benar" Tutur Gale.

Kemudian, Gale menjelaskan "Jelajah Desa" dan "SocPacker" menjadi 2 kegiatan Social Traveling yang paling terasa dampaknya selama pembatasan sosial terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline