Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Harus Peduli Anak Muda

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa Indonesia kaya akan budaya. Secara keseluruhan bangsa ini dikenal sebagai bangsa beradab dengan adat ketimuran yang mengutamakan sopan santun, norma dan etika. Namun belakangan, segala perkembangan teknologi telah melunturkan nilai-nilai yang penulis sebut diatas.

Hal itu terlihat dari adanya perubahan gaya hidup terutama di kalangan anak-anak muda (ABG). Dari mulai cara berpakaian hingga tingkah laku, anak-anak muda lebih suka dengan segala yang berbau barat, atau yang sering kita sebut westernisasi.

Kecanggihan teknologi membuat dunia seperti tanpa sekat ruang dan waktu. Ada positif dan negatif dari itu semua. Sayangnya, anak muda Indonesia di era digital ini tidak memanfaatkan teknologi tersebut dengan bijaksana. Dan hanya sekadar menjadi konsumtif, tidak produktif.

Hal ini tentu menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia, karena dapat mengancam produktivitas.Yang paling miris adalah, anak muda menjadi lebih ‘autis’. Plesetannya adalah: gerakan menundukkan kepala. Mau jalan nunduk liat hp. Kongkow bareng-bareng teman semuanya pada sibuk dengan gadget masing-masing.

Untuk menghindari dampak negatif dari kecanggihan teknologi, wadah organisasi anak muda seperti karang taruna, organisasi kepemudaan (OKP), atau aktivitas organisasi di sekolah maupun kuliah bisa diikuti. Untuk yang berminat di keagamaan bisa meramaikan masjid dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Untuk yang senang hobi, bisa membentuk komunitas hobi. Hal itu untuk mempererat semangat kebersamaan sehingga terhimpun sebuah energi positif yang berguna bagi bangsa.

Untuk itu, segala kegiatan dan pengembangan kapasitas anak-anak muda Indonesia harus mendapat dukungan dari pemerintah. Nah, sebentar lagi kita akan berganti kepemimpinan nasional, sehingga menjadi penting peranan anak muda Indonesia baik pemilih pemula usia 17-21 tahun maupun pemilih muda 17-29 tahun yang berkisar 50 juta pemilih untuk cerdas memilih calon presiden yang peduli anak muda.

Pemimpin ke depan harus benar-benar perduli anak-anak muda. Karena mereka adalah generasi masa depan bangsa ini. Bung Karno pernah berkata: “Beri aku seribu orang tua, maka akan kucabut Semeru dari akarnya, tapi bawakan aku sepuluh orang pemuda, maka akan kuguncang dunia!”

Ayo, anak muda Indonesia, 2014 adalah momentum untuk perubahan. Jangan antipati dengan politik, karena bagaimanapun politik adalah sistem untuk mengatur hajat hidup orang banyak. Jika yang menguasai politik adalah orang-orang jahat, maka produk kebijakannya jahat pula. Jika yang memimpin adalah orang yang tidak peduli terhadap anak muda, maka nasib generasi bangsa akan suram. Untuk itu, ayo pilih capres yang peduli anak muda!

Kalo mau tau wadah buat anak-anak muda menyalurkan berbagai ekspresi dan kreativitasnya ini salah satunya, cek di http://epicentrumkebangsaan.com/content/arb-dan-censa-inisiasi-festival-ideas, semangat muda, semangat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline