Lihat ke Halaman Asli

Putra Bangsa Paling Jenius yang Terlupakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lahir di Mayong, Jepara pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877, putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara, ibundanya adalah Mas Ajeng Ngasirah. Dikenal sebagai putera bangsa yang jenius dan memiliki kemampuan membaca masa depan, beliau adalah Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak dari Raden Ajeng Kartini.

RPM Sosrokartono sejak kecil sudah memiliki sifat-sifat istimewa. Beliau memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa dibanding anak sebayanya. Di samping itu tingkah laku dan kegemarannya selalu mencerminkan kemurnian jiwanya yang polos dan tulus.

Kemampuan membaca masa depan dimiliki RMP Sosrokartono sejak kecil, bupati Jepara R.M. Adipati Ario Sosroningrat seakan-akan sudah ”weruh sadurunge winarah” bahwa Sosrokartono memang memiliki kelebihan dibanding dengan anak seusianya, kelak akan tampil sebagai orang yang besar.

Keyakinan itu membuat Sosroningrat terus berupaya mendidik anaknya dengan pendidikan yang benar, baik melalui jalur agama maupun melalui pendidikan di sekolah, dan budi oekerti Jawa. Ketika RMP Sosrokartono berusia 8 tahun, beliau disekolahkan di Europsche Lagere Shool (ELS).

Setelah menamatkan sekolah di ELS di Jepara, beliau melanjutkan ke Hogere Burgershool (HBS) di Semarang. RMP Sosrokartono tergolong murid yang cerdas dan pandai di sekolah, beliau memang orang yang rajin dan sangat suka membaca. RMP Sosrokartono juga dikenal sebagai orang yang rendah hati dan sopan disekolahnya.

Sewaktu di HBS RMP Sosrokartono memang sudah mempunyai minat dan perhatian yang besar terhadap bahasa, bukan saja bahasa Belanda dan Jerman, tetapi Cina, Latin, Sansekerta, dan lain-lain. Namun demikian, beliau tidak meninggalkan sastra dan budaya Jawa.

Setelah lulus dari HBS RMP Sosrokartono melanjutkan sekolah ke Belanda. Karena disaat yang bersamaan muncul gerakan oleh beberapa kalangan untuk mengembangkan politik balas budi melalui pendidikan  kepada Hindia Belanda yang memungkinkan anak-anak dari Hindia Belanda untuk sekolah di Belanda. Sehingga tahun 1897 RMP Sosrokartono melanjutkan studi ke Belanda.

Pada waktu itu beliau berusia 20 tahun, dan merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pelajarannya di negeri Belanda. Beliau mendaftarkan diri di sebuah sekolah teknik sipil bernama Polytechnische School di kota Delft. Namun kemudian beliau tidak tertarik kepada bidang teknik sipil, sebab jiwa dan minatnya lebih kepada ilmu filsafat dan kesusastraan Timur. Maka setelah belajar 2 tahun, pada tahun 1899 beliau keluar dari sekolah teknik tersebut.

Beliau pindah ke kota Leiden, dan memilih Universiteit Leiden dan kuliah di Faculteit der En Wijsbegeerte atau fakultas Bahasa-bahasa ketimuran. Walaupun beliau adalah satu-satunya mahasiswa dari pulai Jawa, namun berbekal penguasaan bahasa Belanda yang baik serta perilakunya yang sopan, dan minatnya yang sangat besar terhadap bahasa dan budaya, RMP Sosrokartono  menarik perhatian para dosen di lembaga tersebut. Hanya dalam waktu enam bulan beliau mampu menguasai bahasa Yunani dan Latin dengan baik.

Berkat ketekunan dan kesungguhannya, RMP Sosrokartono akhirnya dapat menyelesaikan kuliahnya. Pada tanggal 8 Maret 1908 oleh para guru besar di Universitiet Leiden. Beliau dinyatakan lulus ujian lengkap doktoral dalam sastra dan bahasa sehingga berhak mempergunakan gelar “Doctorandus In de Oesterche Talen” dari Universitiet Leiden, Belanda dengan predikat summa cum laude.

Beliau menguasai dengan baik 17 bahasa asing seperti, bahasa Belanda, Belgia, Austria, Jerman, dan Perancis. Beliau juga fasih berbahasa China, Jepang, Arab, Sansekerta, Rusia, Yunani, Inggris, Spanyol, dan Latin. Bahkan beliau juga menguasai bahasa Basque, salah satu suku bangsa Spanyol. Disamping itu juga beliau menguasai 10 jenis bahasa suku di Nusantara serta menguasai budaya timur.

Nama RMP Sosrokartono mulai dikenal setelah beliau dengan keberaniannya menemui Willem Rooseboom yang akan berangkat ke Jawa menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan menyampaikan tuntutan dan harapannya yang terpublikasikan secara luas. Juga pidatonya yang berapi-api dan penuh semangat di depan peserta Kongres Bahasa dan Sastra Belanda ke-25 di Gent, Belgia semakin membuat nama RMP Sosrokartono dikenal banyak kalangan. Pidato tersebut memukai seluruh peserta kongres dan dinilai sarat dengan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme.

Beliau kemudian menjadi penerjemah di Wina, Austria. Karena kemampuan yang luar biasa di bidang penguasaan bahasa di kota ini beliau disebut sebagai Jenius dari Timur. Kemudian sejak 1917 nama RMP Sosrokartono mulai menanjak dan terkenal di dunia internasional, setelah beliau sebagai satu-satunya orang yang terpilih dari banyak pelamar sebagai wartawan perang dari surat kabar Amerika yang ternama “The New York Herald” yang merupakan cikal bakal surat kabar terkemuka di dunia “The New York Herald Tribune”.

Sebagai wartawan perang RMP Sosrokartono sangat terkenal karena kecakapan, keberanian, serta ketenangannya dalam menghadapi bahaya di medan perang. Karena pribadinya yang begitu luar biasa, para kalangan elite kaum bangsawan Belanda, RMP Sosrokartono dipanggil dengan “de Javasche Prins”.

Pada tahun 1920, atas anjuran Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, dibentuk Liga Bangsa-Bangsa atau Volken Bond (cikal bakal PBB) yang berkedudukan di Genewa, Swiss. Dan RMP Sosrokartono yang telah mengundurkan diri sebagai wartawan dan namanya yang telah dikenal di dunia internasional, beliau menjadi kepala penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa. Namun karena RMP Sosrokartono merasa lembaga yang awalnya didirikan untuk menjaga perdamaian dunia tersebut ternyata tidak netral, dan banyak ketidak jujuran yang ada di dalam lembaga Volken Bond, maka beliau memutuskan keluar dari lembaga tersebut.

Singkatnya, karena selama di Eropa RMP Sosrokartono tidak menemukan kepuasan batin dan ketentraman jiwa yang diinginkannya, akhirnya beliau kembali ke tanah air, dan berkomitmen untuk mengabdi kepada bangsa Indonesia. Cara pengabdian beliau antara lain adalah dengan menolong rakyat Indonesia, yaitu dengan kemampuan yang dimilikinya, yaitu menyembuhkan orang.

Sesungguhnya masih banyak kisah inspiratif dan keteladanan yang dapat diambil dari kehidupan dan pengalaman hidup RMP Sosrokartono. Namun setidaknya dari pemaparan diatas, kita sudah tau, bahwa bangsa Indonesia pernah mempunyai putera bangsa yang sangat dikagumi, dihormati, dan dikenal di dunia internasional.

Pribadi RMP Sosrokartono, adalah pribadi yang sangat patut dicontoh oleh para pemimpin bangsa, anak-anak muda bangsa, tanpa terkecuali seluruh bangsa Indonesia itu sendiri. Namun sayangnya, tokoh sehebat RMP Sosrokartono tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline