Lihat ke Halaman Asli

Antrean iPhone 5 dan Demonstrasi Perangkat Desa

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1355476456621727508

[caption id="attachment_229482" align="aligncenter" width="620" caption="sumber: KOMPAS.com"][/caption] "Itu tuh mas, tenda orang-orang yang pada mau demo besok," kata supir taksi. Saat itu saya sedang dalam perjalanan menuju salah satu mall tempat diselenggarakannya launching penjualan iPhone 5 yang dilakukan sebuah online shop yang bekerjasama dengan salah satu operator seluler. "Demo apa pak?" tanya saya. "Gak tahu. Pokoknya kalau udah pake nginep ya pasti bakal lumayan gede lah.. Mas jangan lewat sini deh besok pagi" Sampai di tujuan, banyak orang berkerumun. "Ada acara apaan sih mas? Sampe malem kok masih rame?" supir taksi gantian bertanya. "Peluncuran handphone baru pak.." Saya rasa wajar jika supir taksi tadi terheran-heran. Gila. Antusiasme para calon pembeli tinggi sekali. Mereka rela antre tengah malam, demi mendapat status sebagai orang pertama yang memiliki iPhone 5. Sebuah pengejaran atas status semu karena: iPhone 5 (blackmarket) sudah lama beredar di Indonesia dan ada ribuan calon pembeli iPhone 5 malam itu. Eksklusifitas yang mereka incar itu sesungguhnya telah menjadi umum. Belum lagi jika ditambahkan fakta bahwa mulai akhir minggu ini iPhone 5 akan tersedia di berbagai gerai handphone, bahkan salah satu mini market ikut menjual juga. [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Sumber: trenologi.com"]

[/caption] Saya sendiri kebetulan hadir ke acara launching malam itu dalam rangka memenuhi undangan yang saya dapat setelah mengikuti sebuah kontes. "Kalo mas beruntung bakal dapet iPhone 5 gratis, kalau kurang beruntung cuma dapat voucher," kata panitianya. Nothing to lose, jadi saya datang saja. Begitu acara launchingnya selesai, saya langsung pulang. Sementara para pembeli tadi, masih rela mengantre hingga pagi. [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Antrean iPhone 5 hingga pagi (Dokumentasi XL Axiata http://twitter.com/xl123)"][/caption] Keesokan harinya (pagi ini), ramalan si sopir taksi jadi kenyataan. Massa dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) melakukan demonstrasi di berbagai titik jalan hingga menimbulkan kemacetan parah.

Demonstrasi tersebut otomatis menyulut emosi orang-orang yang kepalang terjebak di dalamnya. Termasuk di antaranya para kelas menengah, kalangan yang jadi target market iPhone 5.

[caption id="attachment_214416" align="aligncenter" width="418" caption="Seorang teman memprotes demonstrasi (Sumber: screenshot twitter saya sendiri)"]

13554630712112211346

[/caption] Sulit meredakan argumentasi seperti ini. Ketika dijawab "coba pikirkan kalau kamu yang berada di kondisi mereka" pasti akan dijawab "ya mereka sebelum demo pernah kepikiran rasanya kejebak macet kayak kita gak?"

*SIGH*

Seperti saya kutip dari tweetnya akun @sakitjiwa "Di DPR lagi demo biar bisa nambah penghasilan sejuta sebulan, di sisi lain Jakarta lagi pada ngantri cicilan iPhone sejuta perbulan.." Selamat datang di ibu kota Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline