Tertangkapnya Samadikun Hartono menjadi berita utama di berbagai media Indonesia akhir-akhir ini, dia adalah salah satu dari puluhan konglomerat yang terlibat kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Dua peneliti Politik Ekonomi di Indonesia Jeremy Mulholland dan Ken Thomas secara gamblang dan mendalam menuliskan percaturan elit dan konglomerat dalam pusaran BLBI saat itu.
Namun yang disoroti sekarang ini peranan para penguasa politik baik di legislatif maupun eksekutif yang terpusat kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) diremehkan.
Sejak mantan Presiden Suharto, Habibie, Gusdur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono para konglomerat selalu mencari perlindungan politik dari mereka dan kiliknya masing-masing. Saat itu sudah terjadi perselingkuhan antara penguasa dan konglomerat di mana penguasa sebagai pengambil keputusan, mereka menyelewengkan kekuasaannya untuk memuluskan kepentingan kroninya dari mulai pengucuran dana BLBI, pengambilan aset konglomerat pengemplang BLBI dan penjualan aset-asetnya serta pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) yang menyangkut hutang BLBI, sehingga sebagian besar hutang piutang itu ditanggung oleh negara dan rakyat Indonesia, itulah akibat dari penguasa dan konglomerat "main mata". Para penguasa politik juga bersaing gila-gilaan memperebutkan "kue" BPPN dan BLBI yang lezat.
Contoh kasus perselingkuhan konglomerat dan penguasa dari hasil investigasi majalah Tempo antara lain termasuk.
Pertama, kasus bank Bali yang disinyalir melibatkan Habibie, Setya Novanto dan Joko Tjandra.
Kedua, kasus perebutan aset Adyaestya dengan Victoria Securities, yang disinyalir terlibat dalam perseteruan itu adalah Setya Novanto, Tomy Winata dan Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi (salah satu tim Bravo bentukan Luhut Pandjaitan pada kampanye presiden Jokowi 2014)
Ketiga, Obligor-obligor terbesar BLBI termasuk grup Salim dan Gajah Tunggal group dan disinyalir ada hubungannya dengan Rizal Ramli (Mantan Menko Perekonomian) dan Taufik Kiemas (suaminya mantan Presiden Megawati).
Saat ini ada beberapa nama elit yang tercantum dalam skandal Panama Papers seperti Laksamana Sukardi (mantan Menteri BUMN era Megawati), Ilham Habibie, Luhut Pandjaitan, Rini Suwandi dan masih banyak lagi yang juga terkait erat dengan skandal BLBI dan BPPN.
Dikutip dari Puisi Rendra yang berjudul
"Ratapan Seorang Penyair"
"Memang selama tiga puluh dua tahun sudah pemerintah Orde Baru menjarah kedaulatan rakyat