Jika ke toko buku, sering kita jumpai poster bertuliskan“IBUKU PERPUSTAKAAN PERTAMAKU’ di tempel di dinding dekat pintu masuk atau di belakang meja kasir.Sudah sewajarnya ibu menjadi perpustakaan pertama bagi putra-putrinya. Meskipun semua itu sulit untuk mewujudkannya. Sampai hari ini menumbuhkan minat baca para ibu sangatlah sulit, apalagi sejak maraknya sinetron di televisi. Ibu-ibu lebih suka menikmati sinetron daripada membaca sambil menemani putra-putrinya belajar.
Melihat kenyataan ini sudah waktunmya guru mengambil peran tersebut. Menjadi Perpustakaan Pertama bagi para siswa-siswinya. Memang semuanya kembali kepada niat. Namun jika peran tersebut tidak segera kita ambil, maka peran tersebut akan direbut oleh tehnologi yang berkembang dengan teramat sangat pesat. Jika kita lengah, kasihan generasi muda negeri kita ini.
Menumbuhkan minat membaca memang tidak mudah. Siswa butuh teladan, juga butuh teman. Di rumah mereka tidak mendapatkan figure yang bisa di teladani. Jika di sekolah mereka tidak mendapatkannya juga …. kasihan mereka. Ibu-ibu mereka sejak pagi sibuk mencari nafkah. Sebagian besar tingkat pendidikan ibu-ibu mereka juga masih rendah.
Sudah waktunya memberdayakan perpustakaan sekolah.Namun sayang sekali masih banyak sekolah yang belum memberdayakan perpustakaannya.Beri kesempatan dan fasilitas pada siswa-siswi kita membaca. Membaca apa saja mulai dari bacaan ringan. Kalau sudah terbiasa membaca, mereka akan mencari atau membaca bahan bacaan yang lebih berbobot. Dimasa dewasa, membaca menjadi kebutuhan utama bagi dirinya.
Menumbuhkan minat baca seharusnya menjadi prioritas utama guru untuk menumbuhkan kreatifitas berpikir siswa. Menumbuhkan imaginasi kreatifitas siswa. Dengan harapan siswa punya keinginan atau cita-cita membuat produk jadi bukan hanya sebagai pengguna.Bercita-cita menjadi produsen bukan hanya sebagai konsumen.
Mari kita bersama-sama berjuang meningkatkan minat baca siswa. Sehingga gurupun mampu menjadi perpustakaan pertama bagi siswa. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H