Lihat ke Halaman Asli

Si Poltak Yang Malang: "Tragedi Undian Berhadiah!" (+22 Tahun)

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12996024141607977098

Kisah ini benar-benar pernah terjadi Semasa kuliah beberapa tahun yang lalu dikisaran tahun 1986 di Surabaya. Saya, sebagai mahasiswa yang hidup hanya mengandalkan uang kiriman dari kampung punya kebiasaan untuk menambah uang saku dengan cara yang untung-untungan yakni ikut pasang SDSB dan PORKAS. Harga perkuponnya Rp. 1.500,- (SDSB) dan PORKAS harga pernomornya Rp. 750,- Kebiasaan ini bukan cuma saya yang melakukannya karena rata-rata teman kos yang juga teman di kampus memiliki kegiatan yang sama dan sebangun "Pasang PORKAS & SDSB". Dalam pertemanan saya lebih suka berteman dengan teman-teman dari Medan (baca; Suku Batak) karena kiriman mereka di atas rata-rata bahkan sangat jauh jumlahnya jika dibandingkan dengan kiriman dari kampung saya yang hanya Rp. 25.000 perbulannya. Kenapa saya suka berteman dengan mereka yang dari Medan? Disamping mereka terkenal royal, kuat makan dan boros saya pun bisa numpang makan "gratis" sekaligus "ngutang" dengan mereka....hahahahaha "one bat habbit!". Namun, saya pun tidak pelit dengan mereka dalam hal membimbing mereka untuk mata kuliah Mekanika Teknik dan Konstruksi Bangunan Gedung sebab rata-rata teman dari Medan tiba-tiba saja otak mereka jadi tumpul ketika menghadapi mata kuliah tersebut...hahahaha . Oh ya, saya dan teman-teman dari Medan ngambil jurusan Teknik Sipil di salah satu Universitas Swasta-Surabaya. Kami semua kos di area  Klampis Semalang jalan Arif Rahman Hakim. Kamar saya kebetulan bersebelahan kamar  dengan teman saya yang bernama POLTAK. Dia telah menikah dengan anak Ibu Kos (merit bai aksiden). Disamping kebisaan mereka (royal, kuat makan dlsbnya) ternyata orang Batak juga sangat kuat bercinta dan jangan tanya seperti apa cara bercinta orang Batak muda pasti "ributnya" minta ampun, kwkwkwkwk. Buktinya setiap malam teman-teman lain yang dari Medan (5 orang) kerjaannya ngumpul di kamar saya untuk mengintip si Poltak bercinta dengan istrinya. Harusnya teman-teman yang ikut dalam acara mengintip itu terangsang libidonya. Tapi ternyata tidak. Kami semua malah tertawa ngakak...huhahahaha (catatan: di kamar saya ada lubang khusus buat acara mengintip kelompok  5 ini. Lubang tersebut di buat atas permintaan si Poltak juga. Kata si Poltak: "Kalian khan blom menikah laeeee...untuk sementara cukup kalian nonton sajalah,.....lumayanlah buat habiskan jatah sabun mandi kalian nantinya!". Hahaha, gila!

1299603595202673761

Hingga suatu hari di kos-kosan kami semua ngobrol tentang PORKAS & SDSB. Masing-masing sibuk mencakar "rumus", menafsirkan mimpi hingga laporan dari hasil perjalanan mencari dukun PORKAS & SDSB.....hahaha. Akhirnya kami semua sepakat dengan tafsir mimpi salah seorang teman yang dari Medan namanya SITEPU. Kata Sitepu: "Lae, kayaknya mimpiku yang semalam sangat paten coeeey....aku mimpi si Poltak bercinta dengan istrinya di lereng gunung Semeru" Maka sibuklah kami merumuskan angka-angka dan huruf-huruf A,E,M,F. Kami semua fokus pada inisial tersebut karena nama istri si Poltak adalah F. MAE dan si Poltak tidak kami masukkan untuk di utak atik karena dalam perhitungan perdukunan gambaran gunung adalah untuk perempuan. Sedangkan laki-laki di simbolkan dengan laut, perahu, kuda dll. Akhirnya disepakatilah pasang huruf A, E, M, F di bolak balik dan angka 1, 5, 8, 6 juga di bolak balik. Disepakati juga kita semua urunan (maklum kiriman dari kampung belum datang....hehe). Malamnya acara ngintip si Poltak ditiadakan karena kami (ber-6) sibuk menunggu dengan harap-harap cemas "pengumuman" PORKAS & SDSB yang biasanya akan diumumkan antara jam 00.00 - 01.00 WIB. Sementara si Poltak kami tak mau pedulikan dia (biasaaaa lagi urus arus bawahnya.....hahaha). Dan, ternyata huruf yang muncul adalah FEMA (PORKAS) dan angka 8615 (SDSB). Maka, kami semua (minus si Poltak) jungkir balik bahkan Sitepu langsung terjun ke kali Klampis yang baunya amit-amit (karena ini memang nazar dia.....huhahahaha!). Kebetulan saya yang dapat SDSBnya karena angka pasangan saya tepat. Dan si POLTAK dapat 3 huruf PORKASnya EMA, si Sianipar dapat 4 Huruf yang tepat FEMA. Total dalam hitungan kami (tanpa pajak) jika dikumpulkan semua keberuntungan kami berjumlah 4 juta 750ribu Rupiah, jumlah tersebut pada tahun 1986 tentulah sangat besar. Lumayan buat pake foya-foya  dan bayar kos plus hutang di warung makan atau sekedar cuci mata di gang Dolly....huahahhaha. Selanjutnya kami semua dengan semangatnya pulang ke kos-kosan untuk memberitahukan kabar baik ini buat si Poltak. Setibanya di tempat kos kami langsung menggedor dengan kerasnya kamar si Poltak sambil berteriak bersama-sama dengan girangnya: "Ooooiiii laeeeee......mantaffff kali mimpi Sitepu....porkas kau kena lae 750 ribu rupiah....total semuanya 4 juta 750 ribu Rupiah. Kita bakalan pesta besar malam ini....pokoknya kita semua dapat coeeeyyyy!!!!!" Dari dalam kamar terdengar suara si Poltak: "Sabar lae lagi tanggung nechhh!" : "Rusak kali kau Poltak!" teriak Si Barnas. Kami ber-6 pun terdiam saling memberikan kode dan mengatur strategi untuk mengerjain si Poltak. Dan akhirnya secara bersama-sama kami berteriak dan menggedor kamar si Poltak: "Lae cepatlah kalau tidak PORKAS kau kami ambil semuanya!"

1299603483482554969

Dasar si-Poltak tak mau kehilangan duitnya diapun dengan terburu-buru menyelesaikan "tugas" tanggungnya. Tiba-tiba terdengar dari kamar si Poltak : "Bruuuuk....gedubraaakkkk!" dengan sangat keras. Belum sempat hilang keterkejutan kami tiba-tiba kami dengar lagi suara sumpah serapah si Poltak dengan logat Batknya yang khas dari dalam kamarnya: "Kuuuurang azzzaaaaarrrrrr belum zaaaaadi anak kau sudah kurang azzzzaaar.....cem mana pula kalo kau sudah zzzzadi anak bisa kau bunuh bapak kau....haaaaa????" Kami pun saling berpandang-pandangan dan bertanya-tanya. Ada apa? "Oooooiii.....ada apa laeeeeeeee!" teriak Sitepu dari luar kamar. "Diamlah kalian bahhhhh...ini semua gara-gara kalian sampe calon Ucok nyaris membunuhku!!!!" terdengar sumpah serapah dalam logat Batak yang sangat keras dari dalam kamar si Poltak. Usut punya usut ternyata si Poltak jatuh terpeleset hingga kepalanya benjut hanya karena gara-gara menginjak "cairannya" yang ternyata berhamburan di lantai kamar akibat hendak terburu-buru keluar dari kamar untuk menemui kami. "Huahahahahhahahahahahahahahahahahaha......" kami pun ngakak gak ada habis-habisnya.

-----------------------------------Kisah tahun 1986 di Surabaya yang tak pernah terlupakan bersama teman-teman kuliah yang berasal dari Medan. (Sumber gambar; Google.com)-----------------------------------------------------

Buat lae Jo Panggabean, Pol Pangaribuan, Jim Sinaga, Tepu, Bar Sianipar, Ton Siringo-ringo salam rinduku buat kalian. Dimana kini kalian berada? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline