Lihat ke Halaman Asli

Perang Narkoba Duterte

Diperbarui: 13 Januari 2017   04:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia meragukan cara Duterte menghadapi narkoba. Yang paling ragu tentu gembong bisnis narkoba itu sendiri, di Filipina maupun diluar Fiipina. Yang lainnya antara membenarkan dan tidak membenarkan caranya itu. Tetapi statistik survey menunjukkan lebih dari 80% membenarkan sikapnya.

Setelah memenangkan pilpres bulan Mei tahun lalu, 91% rakyat Filipina menyatakan kepercayaan atas kepemimpinan Duterte. Angka kepercayaan ini cukup tinggi, dan setelah hampir setengah tahun jadi presiden, terakhir dibuat lagi survey kepercayaan atas kepemimpinannya. Dan sekarang belum cukup setengah tahun masa kepemimpinannya, telah banyak kritikan dan segala macam makian dari penentang-penentangnya, tetapi dari hasil survey terakhir Duterte masih dapat dukungan penuh dari rakyat Filipina, big trust 83%, no trust 4% dan undecided 13%. Jadi kepercayaan rakyat Filipina masih belum tergoyahkan atas kepemimpinan Duterte termasuk dalam caranya menangani narkoba dan semua kejahatan lainnya.

Terakhir dia juga menganjurkan kepada publik rakyat Filipina supaya bisa melaporkan kegiatan korupsi tanpa harus mengatakan namanya, anonym saja laporkan ke adres telefon yang sudah disediakan. Duterte mengerti sungguh kalau narkoba erat kaitannya dengan korupsi atau pejabat yang korup, seperti walikota. Kalau seorang walikota ikut kegiatan narkoba, dia akan merahasiakan orang-orang narkoba ke polisi dikotanya, dan berarti bikin perlindungan terhadap pengedar narkoba. Karena itu walikota ini harus mundur atau saya akan bunuh sendiri kata Duterte. Diantara nama dalam daftar walikota agaknya sudah ada yang dicap 'narkoba' dan Duterte akan bunuh sendiri katanya, atau langsung mengundurkan diri secara suka rela. Tak ada pilihan lain dalam kepemimpinan Duterte.

Kritikan dunia terhadap sikap Duterte dalam menghadapi narkoba dan kriminal telah menjadi kritikan utama bagi badan-badan kemanusiaan dunia, dan juga dari negara-negara maju Eropah kecuali bakal presiden AS Trump, yang sebaliknya memuji 'drug war' Duterte, dimana dalam catatan terakhir sudah terbunuh sekitar 4500 orang. Dalam pembicaraannya lewat telefon pada permulaan Desember lalu menurut Duterte, Trump memuji caranya dalam menghadapi narkoba maupun kriminal lainnya. Kata Duterte lagi “And he was wishing me success in my campaign against the drug problem.” katanya.

"Philippine President Rodrigo Duterte’s plan to “kill all” the country’s suspected drug users and dealers has many foreign critics, including the United States, the European Parliament and the International Criminal Court."- washingtonpost.com

The United States, the European Parliament and the International Criminal Court adalah pengeritik terdepan bagi kebijaksanaan Duterte menangani narkoba.

Tetapi . . .

1.

the United States, dalam perjalanan menuju perubahan total dengan masuknya Trump ke Gedung Putih. Trump memuji Duterte dalam sikapnya atas narkoba.

2.

the European Parliament semakin tak bernyawa dengan berkurangnya minat ikut UE. Ide Brexit akan terus mengalir dan berkembang, sebagai pencerminan nyata dari perjuangan antara nasionalisme kontra internasionalisme/globalisme neoliberal dunia. Selanjutnya Marine Le Pen di Perancis yang diduga bakal menang dalam pilpres tahun ini, akan merupakan sumbangan kepastian yang menentukan perkembangan Eropah dan UE yang arahnya sudah pasti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline