Lihat ke Halaman Asli

PPK ORMAWA BEM FP UMY

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Limbah Ternak, Pemasaran, Hingga Regenerasi Petani Menjadi Masalah di Desa Sidoharjo

Diperbarui: 16 September 2023   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Divisi Media PPK ORMAWA BEM FP UMY

Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BEM FP UMY) mengunjungi Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan observasi terkait permasalahan dan potensi lokal yang dihadapi Masyarakat setempat.

Observasi dilakukan dalam upaya untuk berpartisipasi pada seleksi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA). PPK ORMAWA sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh KEMENDIKBUD-RISTEK sebagai upaya peningkatan softskill Mahasiswa melalui serangkaian kegiatan pemberdayaan Masyarakat yang nantinya diharapakan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas Organisasi Mahasiswa yang menaungi mereka.

Kunjungan dilakukan di Desa Sidoharjo pada 1 Februari 2023 dan disambut oleh Bapak Sunardi selaku salah satu perangkat Desa yang kemudian mengajak perwakilan BEM FP UMY berkeliling untuk melihat-lihat kondisi Desa dan alam di sana.

Setelah eksplorasi, kunjungan pun dilanjutkan dengan diskusi santai di Sekretariat Kelompok Wanita Tani bersama Ibu Partinah sebagai Ketua Kelompok Wanita Tani, Mbak Dita Ari Ramadhani sebagai perwakilan Pemuda Desa atau Karang Taruna, dan tentu Bapak Sunardi yang sejak awal mendampingi.

Diskusi dibuka oleh perwakilan BEM FP UMY dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangan mereka. Kemudian dilanjutkan dengan obrolan yang mengarah pada hal-hal yang dianggap sebagai sebuah permasalahan bagi Masyarakat. Dari hasil diskusi tersebut, setidaknya ditemukan tiga permasalahan, yakni limbah kotoran ternak, pemasaran yang kurang efektif, hingga regenerasi Petani.

Divisi Media PPK ORMAWA BEM FP UMY.

"Masyarakat yang mayoritas memiliki usaha peternakan (Sapi dan Kambing) tanpa manajemen limbah yang baik, membuat limbah kotoran ternak tersebut menumpuk dan dikhawatirkan dapat menjadi sarang penyakit bila tetap dibiarkan begitu saja", jelas Bapak Sunardi.

Divisi Media PPK ORMAWA BEM FP UMY.

Dari sudut pandang Kelompok Wanita Tani, permasalahan yang menjadi momok tersendiri ialah dari sisi Pemasaran atau Hilirisasi produk Kelompok Wanita Tani yang masih dianggap kurang efektif, sebagaimana yang disampaikan oleh Partinah "Sebenernya kemampuan anggota kelompok untuk membuat produk (saat itu Jamu Herbal) bisa dibilang sudah cukup baik, udah pinter lah kalau kita bilangnya. Tapi yo, penjualan yang cuma ngandelin whatsapp dan cuma ke temen-temen sekitar Desa, hasilnya cuma sedikit dan mbikin anggota-anggota ini jadi males".

Divisi Media PPK ORMAWA BEM FP UMY.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline