Lihat ke Halaman Asli

Anwar Effendi

Mencari ujung langit

Humor | Hidup dan Mati Selalu di Atas

Diperbarui: 4 Mei 2020   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi steker. (foto: dok. pribadi)

Menjelang Maghrib Fandi duduk di ruang keluarga sambil membaca koran. Sementara Marcella, istrinya masih sibuk di dapur menyiapkan menu buka puasa.

Tapi bukan informasi tentang virus corana yang dicari Fandi. Dia membuka lembaran koran cuma mau melihat-iihat jadwal shalat, utamanya shalat Maghrib yang menjadi penanda buka puasa.

Lagi enak-enaknya lihat koran, Fandi didatangi Randy, anaknya. Biasa Fandi sudah menaruh curiga, jangan-jangan Randy akan ngerjain dirinya lagi. Biar umurnya baru sembilan tahun, si Randy keisengannya luar biasa. Fandi pun buru-buru menginterogasi anaknya.

Fandi: Mau ngapain deket-deket Papah?

Randy: Adek cuma mau nanya, Papah pasti lagi baca jumlah korban meninggal akibat virus corona ya?

Fandi: Tumben bilang meninggal. Kemarin bilang korban mati. (Kemarin Fandi dikerjain sama anaknya soal istilah kematian dan kemeninggalan).

Randy: Ah Papah suaranya ngegas aja. Sudah gitu sering salah.

Fandi: Habis Adek Randy suka iseng ngerjain Papah.

Randy: Pah, Adek mau tanya. Papah takut mati nggak?

Fandi: Mulai nih, nanyanya macem-macem. Kalau kita sudah punya bekal ibadah, nggak perlu takut mati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline