"Tapi di Cirebon, perkataan kirik (anjing) sangat permisif. Bahkan terasa aneh jika ada dua orang sedang berbicara tidak keluar kata-kata kirik di antara keduanya."
Mungkin satu-satunya daerah di Indonesia yang masyarakatnya akrab dengan kata "Anjing" cuma Cirebon. Anjing yang dalam bahasa Cirebon diucapkan dengan kata "Kirik" artinya sudah sangat bias.
Kirik (anjing) tidak hanya menggambarkan seekor binatang yang suka menggonggong. Kirik juga tidak bermakna suatu penghinaan. Dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Cirebon, kata kirik bisa berarti sangat bersahabat.
Jadi tidak ada masalah, jika masyarakat Cirebon tiba-tiba lepas saja mengatakan kirik. Saking akrabnya kata kirik di telinga masyarakat Cirebon, hingga memudahkan identifikasi mana saja orang-orang berasal dari Cirebon.
Jika terjadi suatu kumpulan massa, lantas terjadi dialog, dan ada seseorang yang mengucapkan kata kirik, sudah bisa dipastikan itu orang Cirebon.
Bahkan, orang-orang pendatang yang tinggal di Cirebon, sering terbawakan mengucapkan kata kirik tanpa beban. Tidak perlu takut ada yang marah, kalau kita melontarkan kata kirik di Cirebon.
Kata kirik yang terlontar, bukan sekadar memastikan seseorang berasal dari Cirebon. Tapi juga sekaligus sebagai penanda, Anda sedang berada di wilayah Cirebon. Tak heran jika ada film atau sinetron, yang lokasi syutingnya di Cirebon, pasti disisipkan dialog yang keluar kata "Kirik".
Mendengar dialog semacam itu, orang-orang yang menonton film atau sinetron, langsung mengambil kesimpulan: wah pasti syutingnya di Cirebon.
Jadi ikon Cirebon
Sebenarnya ada dua kata yang menjadi ikonik daerah Cirebon. Selain kata "Kirik", satu laginya kata "Jeh". Orang Cirebon di mana pun berada, pasti tidak bisa menahan perkataan "Kirik" dan "Jeh".