Lihat ke Halaman Asli

Anwar Effendi

Mencari ujung langit

Warga Ciawigajah Pilih Berkebun daripada di Rumah Saja

Diperbarui: 4 April 2020   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas menanam pohon di kebun sangat menyenangkan. | dokpri

Kebijakan social distancing dan berlanjut ke physical distancing tampaknya bakal diperpanjang. Artinya, banyak warga yang harus berlama-lama di rumah. Pasti banyak yang mengalami kejenuhan, karena sudah terbiasa sehari-hari beraktivitas.

Semua agenda baru yang melibatkan keluarga di rumah sudah dicoba. Lama-kelamaan terasa monoton. Mulai membersihan semua ruang rumah, beberes dan pilih-pilih barang yang tak terpakai, sampai main tebak-tebakan yang melibatkan semua anggota keluarga, sudah kelar semua.

Tampaknya yang enak, masyarakat yang tinggal di pedesaan. Memang kebijakan tinggal di rumah tetap berdampak kepada mereka. Misalnya tidak bisa bepergian ke kota. Apalagi beberapa kota, sekarang menerapkan penutupan wilayah. Tapi banyak warga desa yang santai-santai saja. Itu karena mereka punya aktivitas pilihan lain.

Sebagian warga Desa Ciawigajah Kabupaten Cirebon, kini justru fokus mengurus kebun yang tidak jauh dari rumah mereka masing-masing. Mereka sebenarnya, merupakan pekerja yang sehari-harinya mencari nafkah ke Kota Cirebon atau Kuningan. Namun, karena kantornya memberlakukan kerja di rumah, akhirnya mereka punya waktu untuk menata kebun yang beberapa waktu sebelumnya telantar.

Hilangkan kejenuhan dengan bermain di saluran air sebelah kebun. | dokpri

Seperti diungkapkan seorang warga Desa Ciawigajah, Bapak Sodik bahwa dirinya sekarang lebih banyak tinggal di rumah. Proyek-proyek yang biasa dikerjakan di Kota Cirebon, sementara ini dihentikan dulu. Waktunya senggangnya dimanfaatkan untuk berkebun.

"Kebetulan ada lahan yang tidak jauh dari rumah. Selama ini kurang terurus. Memang di kebun ada beberapa pohon produktif, tapi selama ini dibiarkan begitu saja. Nah sekarang ada waktu luang, mau bebersih kebun biar tidak jenuh di rumah saja," kata Bapak Sodik.

Di kebun miliknya, Bapak Sodik menanam pohon durian, rambutan, jeruk, nangka dan buah naga. Pohon-pohon itu sering dipanen, tapi bukan untuk dijual. Selama ini lebih banyak dikonsumsi sendiri, atau dibagikan ke saudara-saudara.

Kebetulan sekarang musim hujan, jadi di kebunnya tumbuh subur ilalang. Pekerjaan pertama yang dilakukan Bapak Sodik, yaitu membabat ilalang yang mengganggu pertumbuhan pohon lainnya. Karena sebagai warga desa, Bapak Sodik hanya mengandalkan arit dan cangkul.

"Sudah lama dibiarkan kebun ini. Jadi banyak ditumbuhi ilalang. Lumayan capek membabat rumput-rumput liar dengan menggunakan arit. Tapi tidak apa-apa, yang penting ada aktivitas daripada diam saja di rumah," ujar Bapak Sodik.

Bapak Arif yang menjadi tetangga Bapak Sodik melakukan hal yang tidak jauh berbeda. Bapak Arif justru ingin menambah pohon-pohon baru di kebunnya. Kebun Bapak Arif lokasinya di Blok Cibuntu, yang masuk perbatasan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.

Sebelum mendatangi kebunnya, Bapak Arif sudah membeli sejumlah bibit pohon produktif. Dia membawa bibit pohon petai, mangga, jambu biji dan nangka. Tanah di kebunnya dikenal subur, jadi mau menanam pohon apa saja akan tumbuh dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline