Mau berwisata sambil menikmati kuliner warga setempat, Waduk Cirata bisa jadi pilihannya. Destinasi wisata yang berlokasi di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegalwaru Plered, Kabupaten Purwakarta itu tidak terlalu lama jika ditempuh dari Bandung.
Kalau lalu lintas normal, dari pusat Kota Bandung cuma butuh waktu kurang lebih dua jam. Dari arah Bandung mengarah ke Cimahi dan tembus ke Padalarang dan lanjut ke Cikalong Wetan. Dari situ langsung mengikuti penunjuk jalan ke Waduk Cirata.
Berkunjung ke Waduk Cirata lebih asyik membawa keluarga. Sebab, selain bisa menikmati pemandangan alam yang indah sekitar waduk, di sana bisa menjajal kuliner khas warga setempat. Uniknya lagi, semua hidangan yang ditawarkan warga, dimasak secara dadakan.
Misalnya, kalau pengunjung memesan ayam goreng atau ayam bakar, maka warga yang membuka warung di sana mendadak menangkap ayam hidup dan memotongnya. Semula saya berpikir, proses semacam itu akan memakan waktu lama. Belum lagi harus menahan perut yang sudah lapar.
Ternyata warga di sana cukup terampil. Setelah ayam sudah dipotong (disembelih), pemilik warung dengan cekatan mencabuti bulu ayam dengan waktu cepat. Mereka benar-benar terlatih. Sesudah bersih dari bulu, ayam dipotong-potong sesuai pesanan, atau dalam bentuk bekakak (utuh), lantas mau dibakar atau mau digoreng terserah pembeli.
Jadi pembeli tidak perlu khawatir, walau semua menu disiapkan secara dadakan, namun proses memasaknya cukup cepat. Demikian juga dalam menyiapkan racikan bumbunya, para pembeli dijamin bakal ketagihan. Sambal dadaknya membuat selera makan menjadi sangat lahap.
Selain menu ayam yang dipotong secara dadakan, hal yang sama juga akan dilakukan terhadap menu jenis ikan. Tidak ada ikan yang sudah tersedia di lapak warung. Melainkan hasil tangkapan, kemudian disisik, baru diberi bumbu sesuai pesananan pembeli mau digoreng atau dibakar.
Cara pemilik warung di sekitar Waduk Cirata yang menyajikan menu kuliner secara dadakan itu, memang jadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sana. Menu favorit lainnya yang ditawarkan pemilik warung, yakni nasi liwet, yang juga dibuat dadakan.
"Semua dibuat serba dadakan. Ini dilakukan biar terasa nikmat oleh pengunjung. Apalagi kalau dihidangkan dalam kondisi masih hangat. Membuat selera makan jadi bertambah. Kalau sekali sudah mencicipi, pasti bakal ketagihan datang ke sini lagi," kata Ibu Yani, salah seorang pemilik warung di sana.