Lihat ke Halaman Asli

Anwar Effendi

Mencari ujung langit

Rangginang Ibu Kokom, Cocok untuk Cemilan

Diperbarui: 19 Maret 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Kokom menekuni usaha pembuatan rangginang bermula dari iseng. | Dokumentasi pribadi

 Rangginang asal Kabupaten Subang, Jawa Barat memang cukup terkenal. Tidak heran jika seseorang yang habis berkunjung ke Subang, maka akan membawa rangginang sebagai oleh-olehnya.

Makanan yang terbuat dari beras ketan itu, cocok untuk cemilan. Sebagai teman makanan untuk ngopi atau minum teh, rangginang sangat cocok.

Di acara kumpul keluarga atau melekan warga, rangginang sering kali disuguhkan. Demikian juga saat kerja agar tidak terlalu suntuk, maka ngemil rangginang bisa sebagai pilihan.

Di Subang, banyak warga menekuni usaha rumahan dengan membuat rangginang. Biasanya dilakukan ibu rumah tangga, untuk menambah pendapatan suami. Di sela-sela kesibukannya mengurus anak dan kerjaan dapur, para ibu merasa tidak terlalu berat memproduksi rangginang.

Seperti yang dilakoni Ibu Kokom Komariah. Bermula dari iseng membantu mertua, sekarang sudah bisa mandiri membuat rangginang. Berbeda dengan mertuanya, yang membuat keripik, opak, dan rangginang, Ibu Kokom justru fokus pada rangginang.

Rangginang dalam proses penjemuran | Dokumentasi pribadi

Walau masih bersifat sederhana, produksi rangginang Ibu Kokom kini mulai dikenal. Dia tidak hanya mengincar pasar Subang, tapi juga melebarkan sayap ke wilayah Bandung. Walau begitu masih tetap menerima pesanan untuk warga Subang.

Ibu Kokom mengungkapkan, rangginang yang diproduksinya terdiri atas tiga rasa. Pertama rasa gurih merupakan campuran terasi. Selanjutnya ada campuran gula yang menghasilkan cita rasa manis. Terakhir rangginang jenis ketas hitam.

Walau berbeda-beda cita rasa, pembuatan tiga jenis rangginang itu nyaris sama. Tidak ada perbedaan dalam prosesnya. Yang lain itu cuma campurannya saja dan bahan bakunya.

"Kalau yang berwarna hitam, bahan bakunya memang ketan hitam. Sementara yang warna kemerahan, itu ada campuran terasi. Sedangkan yang warna cokelat, itu ada campuran gulanya dan dikenal sebagai rangginang manis," tutur Ibu Kokom.

Rangginang terasi. | Dokumentasi pribadi

Dalam sekali produksi, Ibu Kokom biasanya menggunakan 5 liter beras ketan untuk masing-masing jenis rangginang. Dari lima liter beras ketan bisa menghasilkan 300 biji rangginang. Untuk menghasilkan bentuk yang rapi dan besarannya sama, Ibu Kokom menggunakan cetakan.

Proses yang paling berat bagi Ibu Kokom, yakni saat mengaduk adonan. Sedangkan proses lainnya cukup memperhatikan kehati-hatian dan jam terbang. Tapi kalau sudah berpengalaman, pasti menghasilkan rangginang dengan bentuk bagus dan cita rasa yang pas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline