Lihat ke Halaman Asli

Wassalamu

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Herman RN

kutelusuri deret ukur dalam barisan aksara membentuk pedang

fatah kasrah dlammah tanwin jadi ejaan panjang yang menentukan



kucari deret hitung pada lingkaran wakaf

ain terakhir lenyapkan saktah perjalanan tarikan nafsu

dalam gamak sedak sanksi pula gamang

alif patah pada desak hamzah setelah lam disambung tegak

aku melihat ta marbutah lesap bertitik dua pada hentian lafal

sedang pada akhir napas waw hilang bentuk

ucap membentuk doa yang tak henti

tetapi rangai lain yang ditasdikkan hati

padahal sadar akhir lafal adalah wassalamu

walau dimungkinkan lupa memula pada taqabalallahu

Jeulingke, Asyura’ 1431 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline