Lihat ke Halaman Asli

Pekik Bayumukti Utomo

Penulis, Pedagang dan Manusia yang bahagia

Kisah Saya Selamat dari Rokok

Diperbarui: 25 Juni 2021   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Merokok adalah salah satu kegiatan menghisap terbakau yang dibakar, yang umum dilakukan oleh pria atau wanita. Dulu dan mungkin hingga saat ini merokok merupakan identitas "keren" nya seorang pria, kalau tidak merokok dianggap tidak "keren".

Namun saat ini merokok lebih kepada gaya hidup atau kebutuhan untuk menciptakan rasa tenang bagi sebagian orang, mungkin karena itu banyak wanita yang mulai merokok. 

Dalam tulisan ini saya tidak dalam posisi menghakimi orang yang merokok, mau merokok atau tidak itu pilihan hidup anda. 

Tapi memang saya berada pada posisi menganggap merokok itu merupakan perbuatan yang tidak baik dan merugikan kesehatan, tapi tentu saya tetap mau berteman meski anda seorang perokok, sekali lagi itu pilihan hidup anda.

Saya hanya ingin mengisahkan kisah saya selamat dari Rokok, berkat kejadian ini seumur hidup saya tidak pernah merokok.

Karena benda ini saya sampai detik ini tidak pernah merokok.


 Yap, bawang putih (BP), tepatnya "batang" pada bonggol BP. Waktu kecil, saya seperti anak kebanyakan suka bermain diluar bersama teman sebaya kadang juga dengan anak yang umurnya lebih dewasa. 

Sebagai anak kecil saya tak pilih-pilih teman, saya main sama teman yang baik juga yang "badung" (bandel). Nah, ceritanya waktu itu kami sedang ngumpul bareng kemudian teman yang lebih dewasa mencoba menawarkan kepada kami untuk merokok, sebagian teman saya tertarik untuk mencoba karena merokok terlihat menarik & "keren" (bisa ngeluarin asep dari mulut dibentuk bunder-bunder). 

Untunglah sebelum kejadian itu saya pernah dikasih tau sama guru dan orang tua bahwa merokok itu tidak baik, walau sebagai anak kecil saya belum sepenuhnya paham tidak baiknya dimana, tapi karena saya anak yang cukup penurut saya tetap memegang kata-kata dari orang tua dan guru. 

Saya juga coba memberi tahu teman yang lain bahwa merokok itu tidak baik nanti diomelin guru/orang tua. Tapi teman saya yang lain terlanjur tertarik sama ajakan dari teman yang lebih dewasa itu. Karena risih dan takut juga kalau ketauan orang tua kalau saya ngumpul-ngumpul sama teman yang merokok, lagipula yang lain tidak sepaham dengan saya, saya bergegas pulang ke rumah.


Di rumah waktu itu, pikiran saya terngiang-ngiang ajakan dari teman yang lebih dewasa untuk merokok dan saya sebenarnya cukup tertarik dengan ajakan mereka merokok, apalagi mereka mengajak sambil melakukan "atraksi" mengeluarkan asap berbentuk bundar-bundar, bagi anak kecil itu cukup menarik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline