Lihat ke Halaman Asli

Budaya Kenoto sebagai Proses Perkawinan Adat Suku Sabu di Sabu Raijua NTT

Diperbarui: 19 Maret 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

elygoroleba.com

Budaya Kenoto Di Sabu: Asal Mula Istilah Kenoto Sebagai Proses Perkawinan Adat Suku Sabu

KENOTO DALAM BUDAYA PINANGAN DI SABU RAIJUA.

Asal Mula Kata "Kenoto" dalam adat sabu Raijua

Kata kenoto, populer dengan sebuah tempat sirih pinang bagi orang Sabu. Istilah "Kenoto" adalah dari Bahasa Sabu asli yang artinya ialah tempat siri pinang yang terbuat dari daun lontar dan kususnya dipakai oleh kaum lelaki. Sedangkan tempat sirih pinang yang dipakai oleh wanita dinamai "Kepepe". 

Selain itu, ada juga kenoto yang berbentuk lain. Yaitu yang terbuat dari kain ukuran kecil, yang dibuat seperti kantung yang mulutnya diikat setelah diisi sirih pinang. Besarnya bervariasi. Tetapi umumnya, isi kantung itu bisa menampung 1/2 sampai 1 Kg beras (maksimal). Adapun isi dalam kenoto itu biasanya, meliputi: sirih, pinang, tembako, kapur sirih. Kenoto ini dibuat sesederhana mungkin agar bisa dibawa ke mana-mana. Misalnya, acara nikahan, melayat, atau melakukan perjanalan ke tempat yang jauh. 

Istilah Kenoto Sebagai Budaya Lamaran atau Pinangan, juga Kenoto sebagai Prosesi Perkawinan Adat Di Sabu Raijua

Pada perkembangannya, Kenoto ini dijadikan sebagai istilah dalam prosesi lamaran bagi yang hendak menikah. Jadi, saat ini, kenoto lebih dikenal oleh masyarakat luas acara masuk minta atau pinangan. Sehingga, Kenoto adalah prosesi yang wajib dilakukan oleh pihak laki-laki dan perempuan yang sebelum melangsungkan pernikahan. BACA SELENGKAPNYA di >>> www.elygoroleba.com >>> tentang Budaya Kenoto Sebagai Proses Perkawinan Adat Suku Sabu Di Sabu Raijua NTT 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline