Lihat ke Halaman Asli

Praktik Calo Jalur Masuk Mahasiswa Baru di Untirta Banten

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menjadi mahasiswa baru memang impian kebanyakan orang, terlihat gagah dan berilmu. Maka, tidak heran jika banyak orang tua yang rela melakukan apapun demi putra-putrinya masuk ke universitas dan menjadi mahasiswa, apalagi berstatus negeri.

Hampir tiap tahun di kampus Universitas Sultan Agneg Tirtayasa (UNTIRTA) Banten, banyak sekali para orang tua yang menghalalkan segala cara untuk memasukan putra-putrinya menjadi mahasiswa baru, hal inipun karena di dukung oleh pihak universitas yang menyediakan ruang praktik tersebut terbuka lebar. Mulai dari rector sampai jabatan paling rendah dikampus, semua terlibat praktik per-caloan ini.

Praktik percaloan ini tentu sudah mengakar kuat di kampus UNTIRTA, hampir setiap tahun terjadi, Lagi-lagi semua ini terjadi dikarenakan pihak universitas sendiri yang memberikan “jasa” tersebut. Sebagai re-view di tahun 2008 bahkan pihak universitas dengan erkstrem membuka jalur baru yang di sebut SMUK (Seleksi Masuk Universitas Khusus), dimana melalui jalur masuk ini semakin membuka keran praktik percaloan lebih deras. Tes tertulis seolah menjadi formalitas belaka, karena berdasarkan tes tersebut sebenarnya yang lulus hanya 2 orang dan sisanya tidak lulus. Namun aneh bin ajaib ratusan orang dari jalur ini bisa melenggang menjadi mahasiswa di Untirta. Usut punya usut, ternyata setiap peserta tes (calon mahasiswa baru) harus mengeluarkan uang “pangkal” (beli kursi) dikisaran 3 – 20 Juta, siapa yang lebih besar dia yang memiliki peluang lebih besar pula untuk masuk menjadi mahasiswa untirta.

Jika di Tahun 2008 ada jalur masuk SMUK, maka di tahun 2013 ada yang di sebut dengan UMB (Ujian masuk bersama). Jalur masuk ini sudah ada dari tahun 2012 sebagai pengganti jalur masuk UB (Ujian Bersama). Jika UB (Ujian Bersama) adalah jalur masuk khusus yang dimiliki untirta untuk menjaring mahasiwa non regular, maka UMB (Ujian Masuk Bersama) adalah jalur masuk rayon, dimana ada beberapa kampus yang ikut tergabung dalam jalur masuk ini, tidak hanya Untirta. Jalur masuk ini adalah adopsi dari Universitas Indonesia dan kawan-kawannya yang sudah melakukannya lebih dulu.

Berharap jalur masuk ini menjadi jalur murni yang minimalnya mendekati SNMPTN (sekarang – SMBPTN) namun ternyata sama saja. Jalur masuk ini justru membuat praktik percaloan di Untirta jauh lebih besar dari jalur SMUK di tahun 2008 silam. Untuk tahun 2013 saja, dari 100% kursi yang diperebutkan, hampir 30% kursi dilego dengaa praktik “jalur belakang”. Harganya tentu tidak bisa dibilang murah, ada dikisaran 6-25 juta. Lagi-lagi, siapa yang mengeluarkan uang lebih besar, maka dialah yang memiliki peluang lebih besar pula untuk masuk menjadi mahasiswa Untirta.

Hasil investigasi saya sangat mencengangkan. Saya bertemu dengan calo level akhir, dari beliaulah saya mendapatkan informasi dengan detail. Beliau mengatakan bahwa kalaupun tidak secara formal namun ada beberapa level calo dan kuota masing-masing calo dalam hal mengurusi jalur gelap masuk Unirta. Calo level akhir adalah mereka-mereka yang langsung berhubungan dengan orang tua calon mahasiwa baru. Para calo level akhir inilah yang menjadi penghubung ke level tingkat 2 (Staff) dimana level tingkat 2 ini akan langsung berhubungan dengan calo level -1 (Dekan/Warek). Level 1 merupakan penghubung langsung dengan level master (rector). Semuanya level sebenarnya bisa menjadi calo level akhir kecuali level master. Dengan menjadi level akhir tentu keuntungan yang didapat jauh lebih besar. Semuanya sudah memiliki bagiannya masing-masing, baik itu peran maupun kuota mahasiswa baru. Khusus untuk kuota ini sudah dibagi dengan rata di dimulai dari tingkat 2.

Si calo level akhir menjelaskan kepada saya bahwa dari 1 orang mahasiswa baru yang dia patok harga 15 Juta, dia bisa menghasilkan uang sekitar 5 juta. Sisanya dia  serahkan langsung kepada calo level 2. Lalu, saya dibertahu salah satu staff yang menjadi calo level 2. Staff REKTORAT.

Staff rektorat yang bernama F ini ternyata merupakan bawahan langsung dari salah satu calo level 1(WAREK), diamana tugas beliau pun sangat strategis yaitu input data mahasiswa baru yang lolos. Tentu ini bisa saja semau nya dia memasukan nama siapapun kedatabase. Database inilah yang nantinya akan diserahkan ke BANK dan pihak terkait di internal Untirta sebagai database mahasiswa baru angkata 2013. Di tingkat level 2 ini ternayat angka yang dipatok adalah 10 juta. F ternyata sudah berhasil mejaring mahasiswa baru 18 orang untuk masuk lewat jalur gelap.

Di Untirta, saya rasa ini sudah menjadi rahasia umum, kalau saya mengutip apa yang dikatak oleh salah satu pegawa rektorat bahwa “pihak universitas open table dalam hal jalur masuk gelap ini”. Tidak ada yang ditutupi semua terbuka dan diketahui semua stakeholder internal, muali dari rector sampai kepada Office Boy. Praktik seperti ini seperti sudah dilegalkan di institusi pendidikan khususnya di untirta.

Lantas kalau institusi pendidikannya saja sudah bobrok seperti ini, apa kabar dengan masa depan bangsa?

Bersambung Part 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline