cerita ini adalah hasil percakapan aku dengan seorang prajurit kopassus yang sekarang berpangkat serda di batalyon 23 kopassus, bogor. seseorang yang aku kenal dekat menjadi menjadi ABRI sejak tahun 1996. tahun 1997, dia menjadi anggota kopassus dengan pangkat prada (kalo gak salah). dia bukan orang yang mengikuti perpolitikan, layaknya prajurit TNI lainnya. apalagi sejak dia menjadi Kopassus, dia sama sekali belum pernah ikut Pemilu, belum pernah merasakan yang namanya menggunakan hak demokrasi, baik mencoblos maupun mencontreng.
yang menjadi sosok panutannya waktu itu tiada lain adalah prabowo subianto. kalo gak salah prabowo waktu itu belum menjabat sebagai danjen. bahkan setelah pensiun dan menjadi abdi negara dalam bentuk yang berbeda, serda ini ku tetap saja mengidolakan sosok prabowo. setiap bahas politik, dia seperti orang dungu. tapi kalo udah menyangkut prabowo, akulah yang tampak seperti orang dungu. dan tampaknya memang kenetralan TNI terlihat dari sini, dia tidak pernah menyuruh atau bahkan hanya menyarankan aku untuk memilih siapa-siapa, namun aku lah yang sering penasaran mengenai sosok prabowo yang jarang dikenal sifat aslinya karena berkutat dahulu di dunia kemiliteran. gak heran, karena yang paling penting bagi seorang prajurit itu bukanlah bagaiamana ia dikenang, tapi bagaimana dia membela dan mempertahankan tanah air dengan jiwa dan raganya.
dia menceritakan hal-hal yang tampaknya tidak pernah diketahui oleh dunia luas. mengenai sifat yang tak terlihat oleh "media". mungkinkah itu harus menjadi rahasia pasukan khusus indonesia ini? atau memang prabowo tidak ingin diketahui sifatnya dan membiarkan orang menjudge seperti yang telah diberitakan oleh media? entahlah, sosok prabowo ini kombinasi manusia bijak, semangat tinggi, optimistis, sabar, dan rendah hati. kombinasi sifat yang sepertinya langka.
pas aku bertanya "di kesatuan dulu, pak prabowo orangnya seperti apa sih?", dan dijawabnya :
"pak prabowo itu orangnya sangat korsa. berjiwa kebersamaan. satu rasa. tidak pandang jabatan dia sudah danjen atau belum. dulu pas kita sedang istirahat latihan, dia nyamperin. duduk ditengah-tengah kita yang lagi keringetan, bau badan, kotor. padahal disediakan kursi untuk mengamati dari jauh. "jangan larang saya, saya ingin berkumpul dengan pasukan-pasukan terbaik saya". begitulah kata-katanya ketika diberikan saran oleh pelatih agar mengamati dari kejauhan saja karena kondisi prajurit yang sedang tidak enak untuk didekati untuk seorang danjen. bahkan seringkali, ketika kita istirahat makan, kita duduk bersama di lapangan bersantap makan dengan teman-teman, pak prabowo ikutan makan bareng bersama kita dengan makanan seadanya. padahal sudah disediakan tempat khusus dengan makanan yang pastinya jauh lebih mewah daripada makanan kita yang sekedar pelepas lapar"
"pak prabowo orang yang menerapkan reward dan punishment dari dulu. dia orang yang berani mengambil keputusan untuk menghukum prajurit yang benar-benar bersalah, dan memberikan penghargaan bagi prajurit yang berprestasi, tidak tanggung-tanggung bahkan dengan menggunakan uang sendiri. hukuman prajurit bagi yang bersalah tergantung tingkat kesalahannya, mulai dari teguran keras sampaidipindah tugaskan. teguran dari seorang danjen dan di asingkan itu bagi seorang prajurit merupakan punishment yang berat. bisa kamu tanya kepada semua prajurit. terus kalau ada prajuritnya yang berprestasi, dia gak segan-segan untuk memberikan hormat. ya, hormat dalam arti sebenarnya, seorang komandan jenderal memberikan hormat kepada bawahannya yang mungkin tidak akan kamu temukan di orang lain. contohnya saja kepada asmujiono, bawahannya yang masih prada (kalau gak salah) yang mengharumkan nama indonesia karena bisa menancapkan bendera indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 1996 di mount everest. pak prabowo gak segan-segan memberikan mobil sampai rumah kepadanya. dengan uang sendiri. hanya karena ingin menghargai orang yang telah memberikan sebuah nama besar bagi bangsa indonesia"
untuk sifat kesederhanaan, aku benar-benar tidak menyangka. seseorang yang terlihat bergelimangan harta seperti prabowo ternyata benar-benar memiliki sifat kesederhanaan itu. itu sifat aslinya bukan pencitraan. dia tidak pernah sombong dengan jabatan, atau harta yang dimiliki sekarang. dan aku tidak pernah menyadari itu sama sekali.
untuk kebijakan reward dan punishmentnya memang sangat perlu, dan itu sudah diterapkan olehnya dari dulu. dan kemarin ketika jokowi mendengung-dengungkan "kita akan memberikan reward dan punishment", mungkin pak prabowo tidak ingin dikira plagiat atau dikira sombong akan kebijakan reward dan punishment yang sejak dulu telah dijalankannya ketika menjadi seorang abdi negara.
pernahkah kalian tahu aktifitas dari kopassus? sepertinya kalian perlu tahu lebih jauh bagaimana pasukan khusus ini menjadi sesuatu yang unik, dimiliki oleh indonesia dan tidak dimiliki oleh negara lain. gak heran kalau negara lain takut jika benar-benar berperang dengan indonesia. mungkin ini tidak pernah terekspose karena kopassus tidak ingin diketahui kekuatan tersembunyi yang mereka miliki. entahlah, tapi melihat hasil didikannya, salut dengan pak prabowo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H