Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Timses Fokus ke Swing Voter?

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

belakangan ini media digempur oleh pemberitaan seputar politik dan pemilu. hampir setiap menit selalu ada pemberitaan di berbagai media tentang perkembangan politik tentang pemilu di berbagai daerah. semakin hari semakin banyak, dan para penikmat internet juga semakin suka. kenapa demikian?

sasaran media sekarang adalah swing voter. bukan para pemilih yang sudah mantap dengan pilihannya. melansir dari beberapa survei, walaupun banyak survei yang memenangkan salah satu capres, termasuk survei dari mario teguh, yang jaraknya sudah lumayan jauh, ambil contoh dehsurvei yang mendekati saja biar terlihat masuk akal. salah satu survei dari lembaga yang katanya terpe rcaya menyatakan bahwa salah satu capres mendapatkan presentase suara 46 %, sedangkan capres yang lainnya mendapatkan 41%, sisanya yang 12% swing voter (golput tidak termasuk). merekalah yang ditargetikan oleh pasukan cyber untuk bisa diambil, karena jika mereka bisa mengambil yang 11% maka otomatis bakalan memenangkan salah satu pasangan capres. para golput adalah orang-orang yang tidak mau tahu soal politik, sedangkan swing voter adalah yang masih bingung akan pilihannya. dan mereka lebih mudah menyerang swing voter yang notabene adalah golongan anak SMA yang kelas 2-3 sampai dengan anak kuliahan yang masih semester awal yang sebelumnya belum pernah mengikuti pemilu. mereka adalah pemilih potensial yang bisa digiring dengan berita-berita teraktual melalui sosial media karena mereka adalah masyarakat yang sangat aktif dalam menggunakan internet. sehingga, dengan bisa menarik hati para swing voter, mereka bakalan bisa dipastikan memenangkan salah satu capres di pemilu 2014 ini. makanya gak heran kalau berita-berita dan status di dunia maya berkenaan dengan hal seperti ini.

gak heran jika timses salah satu capres bakalan "nembak" portal berita dan forum sosial media agar direstui untuk mendapatkan dukungan. entah itu melalui black campaign atau white campaign, atau sekedar negatif campaign, dapat dirasakan banyak swing voter terkatung-katung untuk memilih salah satu pasangan capres dengan gemparnya pemberitaan di media online. bayangkan, dari sekitar 185 juta penduduk yang berhak memilih tahun ini, ada sekitar 70-80 juta pengguna internet aktif yang hendak dibidik. maka jika masih ada pertanyaan di benak kita "kenapa media sekarang (tv, koran, portal berita, grup) tidak netral?" ada dua jawaban pasti :


  1. mereka dibayar
  2. mereka independen, bukan netral, sehingga memiliki hak untuk menyatakan dukungannya


menurut kalian, lebih banyak mana media sekarang? dibayar atau independen? kalian sebenarnya bisa menilai kok, kalau gak mau mengakui cukup simpan di dalam hati.

mari selamatkan swing voter agar tidak salah memilih  boleh saja menghormati pilihan masing-masing, tetapi menuntun kepada kebenaran lebih penting . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline