Lihat ke Halaman Asli

Pedli Yanti

Mahasiswa

Menyaksikan Tari Tradisional yaitu Tari Saman Bines di Gampong Slemak kecamatan Serbajadi Aceh Timur

Diperbarui: 26 Agustus 2024   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Saman bines/dokpri

Saman Roa Lo Ro Ingi antara Gampong Selmak dan Gampong Tingkem,  Kegiatan ini berlangsung di Gampong Selmak, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Provinsi Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, memiliki kekayaan seni yang melimpah berkat 13 suku dengan beragam budaya dan kesenian yang unik serta menarik.

Salah satu bentuk keberagaman budaya di Provinsi Aceh adalah kesenian Tarian Saman dan Tarian Bines yang berasal dari masyarakat Gayo. Kesenian ini telah ada sejak zaman dahulu dan terus dilestarikan oleh generasi muda hingga kini. Bahkan, pada 24 November 2011, Tarian Saman diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.                              

Antusias masyarakat, termasuk orang tua, pemuda, pemudi, dan anak-anak dari berbagai desa di Kecamatan Serbajadi serta masyarakat Gayo dari kecamatan lain, sangat memeriahkan acara Tarian Saman dan Bines tersebut. Pertunjukan dimulai malam hari, pukul 21.00 WIB, dan berlanjut hingga pagi. Acara dimulai dengan sambutan dari kepala desa Selmak, kemudian kepala desa Tingkem, dan diakhiri oleh sambutan dari Camat Serbajadi yang sekaligus membuka acara.

Tarian Saman Bines melibatkan dua grup, yaitu grup dari desa tuan rumah dan grup dari desa tamu yang diundang sebagai lawan dalam pertunjukan. Setiap grup terdiri dari 15 orang atau lebih, dengan laki-laki untuk Tarian Saman dan wanita untuk Tarian Bines.

Para penari Saman laki-laki akan duduk saling berhadapan dalam barisan yang teratur, mengenakan seragam baju Gayo, dan melakukan gerakan sesuai ritme yang bervariasi dari rendah hingga tinggi selama satu jam. Gerakan ini telah dipersiapkan sebelumnya dan tidak diberitahukan kepada grup tamu. 

Grup tamu harus mengikuti gerakan tersebut, dan jika tidak berhasil, mereka dianggap kalah dalam ronde pertama. Pada ronde kedua, giliran grup tamu untuk melakukan hal yang sama selama satu jam, sementara grup tuan rumah mengikuti gerakan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline