Lihat ke Halaman Asli

Pecandu Sastra

Jurnalis dan Penulis

Refleksi Diri bersama Astrid dalam "Hari Ini atau Esok"

Diperbarui: 21 Januari 2022   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh    : Pecandu Sastra

Dalam menjalani hidup, terkadang kita perlu yang namanya introspeksi diri. Aktivitas ini sangat bermanfaat sekali untuk kita agar bisa menilai dan melihat sejauh mana diri kita melangkah, apakah sesuatu yang kita lakukan itu sudah baik atau belum, masih perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana saja yang seharusnya kita tanggalkan.

Melalui buku 'Hari Ini atau Esok' Astrid Savitri mengajak kita untuk bernostalgia pada momen, perjalanan, dan mengingat kembali masa-masa yang telah kita lalui.

Buku dengan ketebalan 244 halaman ini dipenuhi rangkaian kata, kalimat, dan kutipan yang menarik dan seirama. Setiap huruf dan kata pun bermakna. Mengajak kita untuk terus berbenah, memperbaiki diri untuk lebih baik lagi, lagi, dan lagi.

Membaca buku ini, mengingatkan kita bahwa hidup adalah bagian dari proses untuk belajar, berjuang, mencari, menemukan, melepaskan, memaafkan, mengingat, melupakan, dan lainnya. Pada intinya tujuannya ialah mengantarkan kita untuk menuju kedewasaan.

Ia juga sebagai cerminan akan hal yang telah kita lewati, baik hal-hal kecil maupun sesuatu yang begitu besar dan dahsyat, atau mungkin sesuatu yang sangat berharga dan bernilai bagi kita. Menjadi refleksi bagi diri untuk hari ini, esok, dan nanti.

Kalau kata seorang peminat buku, Her Suharyanto, buku ini hasil kombinasi antara prosa dan puisi, narasi dan argumentasi, refleksi dan motivasi, serta kedalaman dan kejenakaan. Sebagai buku motivasi yang hadir tanpa menggurui.

Kutipan di dalam buku yang aku suka, beberapa di antaranya ialah;

"Hidup selalu penuh dengan pasang surut. Stres, kerepotan, dan kemunduran pasti terjadi, yang penting itu bagaimana aku bereaksi terhadap pergumulan hidup."

"Sebetulnya, cara pandangku saja yang membuat depresi, terutama ketika aku lebih memilih untuk berpikir negatif. Aku harus terus mengingatkan diri bahwa masalah, apapun itu, bersifat sementara dan dapat dipecahkan. Nggak ada yang abadi."

Identitas Buku:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline