Tolak ukur dari sebuah karya sastra yang diciptakan oleh pengarang dapat diketahui isinya dan dinikmati oleh pembaca adalah melalui publikasi, yang dapat berwujud media massa harian, majalah, atau diterbitkan dalam bentuk buku. Oleh sebab itu, penerbitan memiliki peran yang sangat besar dalam mendukung keberadaan karya sastra hingga karya tersebut dapat dinikmati oleh pembaca dan membawa pengaruh serta dampak pada tata nilai di masyarakat. Selain itu, penerbitan memegang fungsi vital bagi keberadaan sebuah karya sastra yang menjadi jembatan karya individual ke dalam kehidupan kolektif. Melalui penerbit ini lah, karya individual dapat dikenal dan diketahui oleh kalangan masyarakat luas. (Sabakti, 2012)
Untuk mencapai kalangan masyarakat luas, penerbit berperan penuh dalam menggandakan
sebuah karya sastra. Oleh karena itu, penerbit memiliki standarisasi dalam menerima naskah agar sesuai dengan selera masyarakat sehingga akan laris di pasaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap penerbit memiliki aturan dan pandangannya sendiri dalam menerbitkan buku, yang mana sesuai dengan visi dan misi yang dianutnya.
Fenomena sastra yang berkaitan dengan aspek sosial terdapat dalam ilmu sosiologi sastra,
dalam hal ini terdapat tiga aspek pengkajian yang didasarkan pada teori pendekatan sastra oleh
Robert Escarpit (dalam Wahidah, 2021), yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Namun, dalam tulisan ini akan difokuskan pada produksi karya sastra di penerbitan.
Produksi menurut Robert Escarpit sendiri berkaitan dengan pengarang dan masyarakat. Proses penerbitan karya sastra harus melalui tahapan-tahapan agar dapat ditentukan apakah karya tersebut bisa diterbitkan atau tidak. Proses tersebut antara lain, pemilihan naskah, pemilihan penulis, sasaran pembaca, hingga pendistribusian sampai menyebar luas di masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan penerbitan terdiri dari memilih, membuat, dan membagikan.
Ketiga kegiatan tersebut saling berkaitan dan bergantung satu sama lain, yang mana salingm emengaruhi dan membentuk suatu siklus yang menjadi keseluruhan kegiatan penerbitan.
Berikut kegiatan dari salah satu penerbitan karya sastra:
1. Profil Penerbit Diva Press
Diva press merupakan salah satu penerbit yang berdomisili di Yogyakarta tepatnya Jalan Rukun Bakti RT. 01, Sampangan, Mantup, Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Diva press dikenal sebagai penerbit mayor yang berdiri sejak 2001. Namun, aslinya Diva Press memiliki dua jenis penerbitan, yaitu mayor dan indie. Perbedaan yang paling mencolok dari kedua hal tersebut adalah jika mayor penulis yang akan dibayar, sedangkan indie penulis yang akan membayar kepada pihak penerbit Diva Press. Lebih jelasnya pada indie di Diva Press, mulai dari penerimaan naskah, edit naskah, pembuatan sampul, proses cetak, dan seterusnya, beban biaya dari kegiatan- kegiatan tersebut ditanggung oleh penulis. Sedangkan mayor dari semua kegiatan tersebut bahkan hingga pendistribusian, penulis tidak dikenakan biaya sama sekali. Pada jenis mayor ini, naskah yang harus melalui evaluasi selama satu bulan dan naskah yang lolos akan menerima surat perjanjian untuk menentukan jenis royalti. Terdapat dua jenis royalti, yaitu royalti sebanyak 10% yang dibayarkan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli. Serta, royalti beli putus, yaitu pihak penerbit membeli naskah dan penulis hanya mendapatkan bayaran satu kali diawal. Jenis beli putus ini memang merugikan penulis, namun apabila naskah yang sudah dibukukan tidak laku dipasaran, maka penulis akan untung dan yang mengalami kerugian adalah pihak penerbit.
2. Kriteria Naskah yang Lolos
Kontrak naskah yang akan diterbitkan di Diva Press yaitu selama lima tahun. Adapun kategori buku yang diterbitkan yaitu, fiksi, novel, kumpulan puisi dan cerpen, buku anak, buku umum, buku agama Islam, buku sosial politik, dan buku pendidikan tapi bukan pelajaran sekolah melainkan pembelajaran. Penulis-penulis besar tentu akan mudah diterima oleh pihak penerbit Diva Press. Akan tetapi, bukan berarti orang awan tidak bisa menerbitkan karyanya. Oleh sebab itu, seorang penulis yang ingin karyanya diterbitkan di Diva Press harus memenuhi kriteria dari penerbit ini, misalnya dalam kesesuaian tema. Selain itu, seorang penulis juga harus memiliki adap, karena proses bekerjasama yang memakan waktu cukup lama, sehingga penerbit Diva Press ingin bekerjasama hanya dengan para penulis yang nurut dan saling mengerti.